Mohon tunggu...
Yandri Soe
Yandri Soe Mohon Tunggu... -

belajar menjadi pendidik..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa yang Menakjubkan...

19 November 2014   15:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Cerita berikut ini merupakan kisah nyata. Kejadian ini terjadi di bulan November 2014. Makna atau hikmah dari kejadian dapat kita tafsirkan sendiri. Kejadian ini terjadi saat proses pembelajaran Matematika di kelas X pada salah satu sekolah di kabupaten Maluku Tenggara.

Sebelum menceritakan kejadian tersebut, perlu saya gambarkan kondisi dari kelas tempat kejadian itu terjadi. Kelas ini merupakan kelas peminatan Ilmu Sosial dan merupakan kelas urutan terakhir. Biasanya, kelas urutan terakhir diasumsikan sebagai kelas dengan siswa-siswa yang nakal dan lambat dalam mempelajari pelajaran, termasuk Matematika. Dan asumsi tersebut ternyata tidak salah.

Materi yang akan kami pelajari adalah tentang persamaan linier, tepatnya menggambar grafik persamaan linier. Secara perahan, kami pelajari konsep dan prosedur secara perlahan. Awalnya, banyak siswa yang kesulitan mengikuti proses pembelajaran. Dari 31 siswa tersebut, 7 adalah siswa perempuan. Bisa dibayangkan bukan, bagaimana kelas tersebut dengan begitu banyak siswa laki-laki.

Ada beberapa siswa yang terlihat acuh tak acuh, duduk sendirian dan paling belakang, tidak membawa buku dan pulpen, dan memiliki rambut yang dicukur layaknya Balotelli (striker timnas sepakbola Itali). Salah satu dari mereka adalah siswa dengan inisial M. Dari semua penampakan tersebut, tentunya segala prasangka yang buruk terlebih dahulu melintas di pikiran saya.

Sekitar 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir, saya coba memberikan 1 soal yang sudah dimodifikasi. Mengingat keaktifan yang kurang, maka saya janjikan mereka ‘bagi yang dapat menjawab dengan benar dan tercepat akan mendapat nilai tuntas pada ulangan harian materi tersebut’. Sekitar 5 menit setelah memberikan soal, salah satu siswa yang duduk paling belakang, yaitu M, berdiri dan keluar kelas tanpa minta izin dan seperti kebingungan. Sebelum melewati pintu kelas, dia kembali lagi menuju tempat duduknya. Belum sempat duduk, dia kembali lagi dan kali ini menuju tempat saya berada dan berkata, ‘Pak, saya mau kerjakan soal itu’.

Sambil berusaha menyembunyikan kekagetan, saya mempersilahkan dirinya menjawab soal tersebut. Tidak butuh waktu lama, dia dapat menjawab dengan benar hingga pada proses menggambar grafik. Tercengang dan takjub, itulah persaan saya saat itu. Berbagai hikmah bisa saya ambil dari kejadian ini. Saya berharap, kedepan, bisa selalu berprasangka baik terhadap siapapun, tanpa memperhatikan kondisi fisik dan ‘penampakannya’.

Salam Pendidikan!!!

Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun