Mohon tunggu...
Yandri Sabilal Akbar
Yandri Sabilal Akbar Mohon Tunggu... mahasiswa

saya suka sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran BPDPKS dalam Mencapai Target Net Zero Emission dan Kontribusinya pada Penerimaan Negara

24 Oktober 2024   13:14 Diperbarui: 24 Oktober 2024   13:19 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

BPDPKS memegang peran sentral dalam mendanai program ini, karena biaya untuk mencampur biodiesel ke dalam bahan bakar konvensional bukanlah hal yang murah. Selain mendanai selisih harga, BPDPKS juga mendukung pengembangan infrastruktur distribusi dan penyimpanan biodiesel di berbagai wilayah. 

Hal ini bertujuan agar suplai biodiesel dapat tersedia secara merata dan konsisten, sehingga program mandatori ini bisa berjalan dengan baik di seluruh Indonesia. Dengan langkah-langkah ini, BPDPKS tidak hanya berperan sebagai pengelola dana, tetapi juga sebagai katalisator penting dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dampak Terhadap Pengurangan Emisi

Program mandatori biodiesel yang didukung BPDPKS telah memberikan kontribusi signifikan dalam upaya penurunan emisi karbon di Indonesia. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), program B30 pada tahun 2020 berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga sekitar 24,6 juta ton CO2

. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan biodiesel tidak hanya berperan sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga mampu memberikan dampak nyata dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Dengan terus meningkatnya target pencampuran biodiesel, seperti menuju B40, potensi pengurangan emisi akan semakin besar. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dengan usaha sendiri, atau hingga 41% dengan dukungan internasional.

 

Tantangan dalam Pengembangan Biodiesel

Meskipun pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit memberikan banyak manfaat, seperti mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, ada sejumlah tantangan signifikan yang perlu diatasi untuk memastikan keberhasilan jangka panjang program ini. Salah satu tantangan terbesar adalah masalah keberlanjutan dalam perkebunan kelapa sawit itu sendiri.

 Industri kelapa sawit sering kali dikaitkan      dengan deforestasi yang menyebabkan hilangnya hutan tropis dan mengancam keanekaragaman hayati. Aktivitas pembukaan lahan baru untuk perkebunan, terutama jika tidak mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan, dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem alami dan mempercepat degradasi lingkungan.

Untuk menjadikan biodiesel benar-benar sebagai solusi energi hijau yang berkelanjutan, sangat penting memastikan bahwa setiap tahap produksi minyak kelapa sawit, mulai dari penanaman hingga proses ekstraksi, mengikuti standar keberlanjutan yang ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun