Dalam kepanikan luar biasa, masyarakat pulau Andalas bagian Utara dikejutkan dengan fenomena aneh berturut-turut. Belum hilang panik dan bingungnya atas langit yang dipenuhi jutaan burung dan laut yang berombak gemerlap, disusul oleh gempa dahsya, tiba-tiba air lau surut dengan kecepatan tinggi seolah olah ada sedotan luar biasa yang membuat air surut dengan cepat.
Dalam hitungan menit, air laut sudah surut ratusan meter dari garis pantai. Ribuan ikan menggelepar di sepanjang garis pantai yang tiba-tiba kering. Penduduk sekitar pesisir pantai dan ratusan turis yang masih berada di sekitar tempat semula bergegas menuju lautan kering dan mengumpulkan ribuan ikan yang yang terjebak oleh air laut yang tiba-tiba surut.
Mereka seakan lupa kejadian aneh berturut-turut yang terjadi dalam waktu kurang dari satu jam terakhir. Kesedihan kehilangan harta dan jiwa akibat gempa dahsyat seakan terobati oleh nikmat berupa ikan ikan itu. Mereka tak pernah berfikir kenapa air laut tiba-tiba surut dengan cepat.
Saat semakin banyak orang muncul dan histeris mengumpulkan ikan, tiba-tiba saja dari laut muncul suara bergemuruh dahsyat seolah-olah ada ribuan kereta api  yang lewat. Bumi sekitar kembali diguncang. Lalu dari kejauhan, muncullah sebuah garis hitam panjang dengan ketinggian beberapa belas meter.
Garis hitam itu semakin lama semakin dekat menunjukkan sebuah pemandangan mengerikan. Garis hitam itu ternyata adalah sebuah gelombang besar luar biasa dengan ketinggian hampir tiga puluh meter. Menderu dan menerjang dengan dahsyat ke arah ratusan orang yang sedang mengumpulkan ikan dengan gembira.
Menyadari bahaya sebesar itu, segala potensi dan kekuatan dikerahkan dengan pekikan dan teriakan dan seruan nama Tuhan. Berlari sejauh mungkin dari pantai. Namun kecepatan gelombang besar itu sangat luar biasa. Dalam hitungan detik, Â gelombang tsunami itu menyapu pantai dan memporak-porandakan daratan beserta isinya. Kota besar itu habis dilibas tsunami.
Saat itu langit, sebuah kilat menyambar. Kilat itu menyerupai cahaya warna warni dan melesat menuju sebuah universitas terbaik di kota yang sedang dilanda Kehancuran itu. Cahaya warna warni itu jatuh ditubuh seorang mahasiswa yangberjuang mati-matian melawan gelombang hebat yang telah meratakan kampusnya.Â
Pemuda itu berusaha bertahan dengan berpegangan kepada seutas tali bendera yang tiangnya masih berdiri kokohemgibarkan sang saka ditengah keha curan kota. Pmuda itu bergelantungan di tali bendera membiarkan bendera terus tinggi di ujung tiang.
Saat itulah, ketika tubuhnya tak kuat lagi menahan derasnya air, tiba-tiba cahaya warna-warni3nghantam tubuhnya. Pegangannya terlepas. Tubuhnya jatuh dan terseret air dengan cepat.
Bersambung..