Tubuh Rohim gemetar dan peluh dingin mengalir di punggungnya. "Apa maksudmu, Bos?"Â
"Hahaha! Kesalahan kami adalah tak seharusnya lahir ke dunia. Sama seperti anak dan Istrimu. Ngomong bagaimana rasanya membunuh anak sendiri? Hahaha!"
"Ciiiiit" dengan paksa mobil berhenti mendadak.
"Apa maksudmu?" Teriaknya dingin.
"Dor!!!"
"Brakk!!"
Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, kaca depan hancur dihantam peluru. Rohim segera merunduk seraya menendang pintu dan melompat kebalik semak belukar.
Dor! Dor! Dor!
Satu rentetan tembakan bergema lama di hutan lindung ditepi jurang. Beberapa mobil yang lewat dijalan utama tak jauh dari situ tak berani berhenti dan segera menambah kecepatan.
Rohim berlari tanpa arah. Dalam bingungnya dia malah muncul di jalan utama. Dibelakangnya belasan laki-laki berpakaian serba hitam dengan penutup kepala seperti ninja terus mengejar.Â
Sebuah mobil barang melintas. Dalam bingungnya, sebuah tangan kasar menariknya masuk dan mobil segeraelaju laksana terbang.