Mohon tunggu...
Yande Ali Ismail
Yande Ali Ismail Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mendengar, Melihat, Menulis, Membagi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Negeri Pelangsir, Operator SPBU pun Ada yang Punya Strada

22 Mei 2012   03:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Info aktual (lagi) dari seorang kawan* di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah... Pagi ini saya dapat kabar dari kawan, di kota surganya 'Pelangsir' (Pengetap/penyeleweng BBM Subsidi). Sudah sejak libur cuti bersama, masyarakat sulit mendapatkan bbm premium, jangankan di SPBU di pengecer yang ada disamping-samping SPBU pun langka bahkan dari ujung kota sampai ke ujung kota lain. Artinya adalah ada rekayasa kekompakan para pelangsir untuk menghilangkan stock-yang ketika ada kesempatan libur panjang bisa dijadikan permainan. Karena memang di kota tersebut SPBU akan libur di hari besar nasional. Kalaupun ada Premium akan berharga Rp. 10.000-15.000/liter (yang takarannya pun sudah dikurangi). Yang lebih miris lagi adalah teman itu bercerita bahwa ada seorang outsourching yang bekerja di PT. Pertamina di kota tersebut sampai tidak mendapatkan bbm di SPBU sehingga teman yang lain menarik sepeda motornya sampai kerumah. Di kota ini memang pelangsir bak raja, karena mereka mempunyai 'pelindung' yang pasti anda semua tau siapa yang bermain, ketika sebuah penyelewengan yang sangat mudah dilihat dengan mata dibiarkan seperti itu. Dan sebuah fakta lagi mencuat ternyata di sebuah SPBU di kawasan Sungai Rangit seorang kawan mendapat informasi bahwa operator menjual bbm subsidi seharga 4700 kepada para pelangsir. Bahkan operator yang dimiliki sebuah grup yang salah satunya ada di kota Kumai rata-rata operatornya memiliki mobil, bahkan ada yang memiliki Strada dari hasil kongkalingkong dengan para pelangsir. Didapat informasi operator mendapat harga lebih bahkan ada yang mendapat Rp. 100.000 setiap mengisi pelangsir yang menggunakan mobil. Dari info ini saya tidak yakin kalau pemilik SPBU tersebut tidak mengetahui permainan nakal operator mereka. Atau nantinya mungkin akan menjadi alibi pemilik SPBU bila terjadi audit/sidak di SPBU, mereka akan menjawab tidak tahu menahu atas permainan itu. Dan akan segera cuci tangan dengan memecat operator nakal mereka. Para pelangsir ini dengan bermodal membeli mobil seadanya yang penting bisa jalan bahkan tanpa surat-surat yang lengkap, mereka memodifikasi tangki bbm sehingga dapat memperoleh bbm subsidi lebih banyak. Mobil-mobil ini akan didaftarkan kepada oknum untuk memperoleh ijin semacam keanggotaan di sebuah SPBU tertentu untuk mendapat bbm untuk dijual kembali kepada pengepul. Begitu juga para pelangsir yang menggunakan sepeda motor, mereka memodifikasinya disamping juga menggunakan jerigen. Mungkin sebaiknya pemerintah pusat beserta Pt. Pertamina membuat undang-undang atas sangsi bagi para pengusaha SPBU yang melayani pelangsir tersebut. Dengan sangsi penutupan usaha SPBU atau memang sudah saatnya pencabutan BBM bersubsidi. Karena ketika pelangsir akan ditertibkan, para pelangsir bahkan akan mendemo PT. Pertamina. Mereka para pelangsir berdalih pemerintah tidak pro rakyat. Tapi pro rakyat yang mana? yang menyelewengkan BBM subsidi sehingga masyarakat yang seharusnya memperoleh BBM subsidi tidak mendapatkannya? Bahkan surat edaran dari Gubernur Kalimantan Tengah melalui media untuk pelarangan pelangsir pun tidak dihiraukan oleh pihak kepolisian dan pemda setempat. Ada apa ini? Anda pasti sudah mendapat jawabannya sendiri. Ini sebuah fakta lapangan, tapi tidak pernah terselesaikan...kenapa? *Kawan saya ini bekerja sebagai seorang kernet truck Tangki BBM subsidi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun