Bila Bali Merdeka, Kalimantan Juga Dong!
I Made Suarjaya menulis bahwa bila ibu Megawati tidak dapat menjadi presiden
dan umat Islam terus menerus mempolitisir agama, maka ia menyarankan agar
Pulau Bali merdeka dibawah presiden Ibu Megawati, dengan alasan:
- Makin kecil negara, makin makmur, dan aman sentosa. Contoh: Belanda,
Singapore dan Monako. Ingat, jaman sekarang sudah bukan jaman "Mangan ora
mangan kumpul, tapi kumpul ora kumpul mangan enak" (maaf pakai bhs. Yogya).
- Dapat terbebas dari preman, koruptor dan penjahat Jakarta. Sumber segala
sumber bencana Indonesia adalah birokrat, konglomerat dan tentara di
Jakarta.
- Dapat terbebas dari fanatisme umat Islam. Sejarah dunia membuat bulu kuduk
kami merinding, ternyata negara2 Islam sulit maju dan selalu bergejolak,
lihat: negara2 Timur Tengah, Pakistan, Bangladesh, Kosovo, Aljasair,
Afganistan. Bahkan Malaysia makmur atas pengorbanan hak2 suku Cina.
- Televisi Bali menjadi terbebas dari virus Jakarta. Sungguh bosan melihat
acara televisi yang Jakarta sentris dan pejabat sentris serta isinya memihak
status quo.
- Bila Bali merdeka, apapun yang terjadi di Jakarta maupun di Indonesia,
turisme di Bali (sumber pemasukan utama) tak akan goncang. Saat ini turisme
drop menjadi hanya 30%, bayangkan kerugian kami!
Majalah Forbes baru2 ini menyatakan bahwa Sultan Brunai Darusalam termasuk
orang terkaya didunia. Padahal Brunei adalah bagaikan titik di P.
Kalimantan. Jadi dapat dibayangkan seberapa besar kekayaan pulau kami. Namun
apa yang kami dapat: kerusakan alam, pencurian kekayaan alam, pengiriman
transmigran miskin dan kurang terdidik, pengiriman provokator, preman bahkan
pembunuh. Hutan kami dikuasai pejabat Jakarta, terutama kaum Militer.
Majalah Kontan menandaskan bahwa Militer menguasai 2 juta hektar hutan,
bukan main! Makanya militer lupa akan tugas utama untuk menciptakan rasa
aman, bahkan sebaliknya, menjadi pelindung preman, provokator dan pembunuh;
misalnya saja : Sultan Soeharto.
Sebagai kesimpulan: Setuju, Kalimantan Merdeka mengikuti Bali, bila
Indonesia terus menerus kacau dan sentralistik. Kita masyarakat Kalimantan
sudah sungguh2 muak, mual, dan jijik dengan televisi pusat Jakarta. Kami
terus menerus di paksa menelan siaran berisi sampah dari pusat, kami terus
menerus dicuci otak. Kami bosan, kami ingin bebas merdeka! Ayo teman2 dari
Kalimantan, tunjukan sikap jati dirimu
Panglima Burung
Bontang, KALIMANTAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H