Mohon tunggu...
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Nama saya Yan Cahyadi Anas seorang penggemar fun run yang selalu mencari tantangan baru untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Saya dikenal sebagai pribadi yang optimis dan mudah bergaul, sehingga membuat saya memiliki banyak teman. Hobi saya yang lain adalah traveling; saya sangat menikmati menjelajahi tempat-tempat baru, mengeksplor budaya, dan mencicipi kuliner lokal saat berpergian. Selain itu, saya juga penggemar sepak bola yang mengikuti liga dan tim favorit dengan penuh semangat. Aktivitas-aktivitas ini membuat hidup saya lebih berwarna dan menyenangkan, dan saya selalu berusaha membagikan pengalaman tersebut melalui konten-konten favorit saya di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mempersiapkan Kesehatan Sebelum Berangkat Menunaikan Ibadah Haji

21 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesaat Sebelum Penerbangan Batam Menuju Jeddah Kloter BTH24 Tahun 2023

Ibadah haji merupakan sebuah perjalanan spiritual yang tidak hanya menyentuh aspek ibadah, tetapi juga memiliki  tantangan fisik bagi setiap jamaah, dari awal hingga akhir, setiap rukun haji mengharuskan jamaah berada dalam kondisi fisik dan kesehatan yang prima agar dapat melaksanakan setiap rangkaian kegiatan dengan khusyuk dan lancar. Salah satu aktivitas awal yang membutuhkan kondisi fisik yang bugaradalah tawaf, di mana jamaah harus mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, untuk memberi gambaran, jika tawaf dilakukan di lantai dasar, satu putaran kurang lebih sekitar  200 meter berarti total jarak yang harus ditempuh mencapai 1.400 meter, namun jika melaksanakan tawaf di lantai atas, jarak yang ditempuh menjadi 7.000 meter, karena di lantai 1 dan seterusnya 1 kali putaran Tawaf sekitar 1000 meter,  suatu jarak yang cukup menantang, terutama di bawah terik matahari yang menyengat untuk jamaah yang tidak terbiasa berjalan kaki. Setelah tawaf dilanjutkan dengan sa'i , yaitu berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah yang juga menuntut stamina, dalam sa'i, jamaah harus berjalan sejauh 500 meter setiap kali, diulang sebanyak tujuh kali, sehingga total jarak yang harus dilalui adalah 3.500 meter. Tak ketinggalan adalah fase melontar jamarat , di mana jamaah harus berangkat dari tenda di Mina menuju tempat melontar  jamarat yang berjarak sekitar 2 kilometer, jika dihitung pulang pergi, jarak yang harus ditempuh menjadi sekitar 4 kilometer, semua perjalanan ini berlangsung di tengah cuaca yang  sangat panas dan melelahkan, memaksa tubuh untuk tetap bertahan.

Dari gambaran tersebut, jelas bahwa ibadah haji bukan sekadar rutinitas spiritual,  juga memerlukan kesehatan dan kebugaran yang baik, dengan persiapan fisik yang optimal, jamaah tidak hanya menjamin kelancaran pelaksanaan ibadah, tetapi juga menciptakan pengalaman spiritual yang lebih mendalam dan bermakna, oleh karena itu, menjaga kondisi kesehatan menjelang keberangkatan menjadi hal yang tak terpisahkan dari persiapan menuju Tanah Suci, menjadikan setiap langkah dan setiap detak jantung lebih bermakna dalam menunaikan salah satu rukun Islam yang agung ini.

Berikut langkah-langkah dan pertimbangan utamanya:

1.Pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi, seluruh  Jamaah haji harus menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mendasar yang mungkin menimbulkan risiko selama menunaikan ibadah haji, dan wajib menerima vaksinasi terhadap meningokokus, dan sangat dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi terhadap pneumokokus dan influenza.
2.Manajemen penyakit kronis, Jamaah penderita diabetes harus menjalani evaluasi biokimia lengkap dan menerima panduan khusus dalam mengelola kondisi mereka selama haji, meliputi  menyesuaikan dosis obat, membawa dokumen riwayat kesehatan, dan menggunakan alas kaki yang sesuai untuk mencegah komplikasi kaki. Jamaah haji dengan penyakit kronis lainnya harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan kondisi mereka dikelola dengan baik dan menerima saran khusus untuk ibadah haji.
3.Pendidikan kesehatan dan praktik kebersihan, berpartisipasi dalam program pendidikan kesehatan sangatlah penting yang mencakup praktik kebersihan, pentingnya vaksinasi, dan cara mengelola kondisi kesehatan selama haji.
4.Praktik kebersihan, jamaah haji harus menjaga kebersihan dengan baik, seperti sering mencuci tangan, menggunakan pembersih tangan, memakai masker, dan menghindari tempat keramaian untuk meminimalkan risiko infeksi.
5.Persiapan fisik, dianjurkan untuk melakukan latihan fisik untuk membangun daya tahan, karena ibadah haji melibatkan aktivitas fisik yang signifikan.Penilaian kapasitas fungsional  dengan tes jalan kaki enam menit (6-MWT) dapat membantu menilai kapasitas fungsional jamaah dan mengidentifikasi potensi keterbatasannya.

Tindakan Pencegahan Selama Haji
1.Menghindari infeksi , jamaah harus mengikuti instruksi dari otoritas haji, segera melaporkan gejala penyakit apa pun, dan mematuhi tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi saluran pernapasan dan penyakit menular lainnya.
2.Manajemen pengobatan, dengan membawa obat-obatan yang diperlukan dan memahami penggunaan yang tepat sangatlah penting, jamaah haji juga harus mengetahui obat-obatan umum yang diresepkan selama haji, seperti analgesik dan antibiotik, dan memastikan memiliki akses terhadap obat-obatan tersebut jika diperlukan.

Jamaah haji mengalami ketegangan fisik dan emosional yang luar biasa selama ibadah haji karena cuaca yang sangat panas, akomodasi yang penuh sesak, dan tekanan fisik dan mental yang berat,keramaian, suhu ekstrim, dan ketidakseimbangan elektrolit sering terjadi pada jamaah haji sehingga memicu peningkatan risiko penyakit menular dan tidak menular seperti tekanan darah tinggi dan Diabetes.

Risiko kesehatan umum saat ibadah haji dan cara mitigasinya meliputi

1.Penyakit menular seperti penyakit pernafasan, penyakit kulit,  merupakan masalah kesehatan yang umum dihadapi oleh jamaah haji, dan penyakit pernafasan, khususnya influenza, merupakan masalah kesehatan utama, diatasi dengan meningkatkan sistem pengawasan untuk deteksi dini, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif,ikuti pedoman untuk mencegah infeksi saluran pernapasan, seperti mengenakan masker, menghindari tempat-tempat ramai, dan menerapkan praktik kebersihan yang baik.
2.Penyakit kronis dan tidak menular seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan infeksi saluran pencernaan, banyak terjadi di kalangan jamaah haji, mencegah kelelahan, istirahat yang cukup, minum obat teratur dapat menghindari penyakit ini kambuh saat ibadah haji.
3.Kebersihan dan sanitasi perhatikan kebersihan makanan untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan. Pastikan makanan dipersiapkan dan disimpan dengan benar, praktikkan kebersihan pribadi yang baik, termasuk mencuci tangan secara teratur dan menggunakan pembersih tangan, ikuti program pendidikan kesehatan untuk memahami risiko kesehatan dan langkah-langkah pencegahan selama haji.

4.Kesiapsiagaan darurat siapkan rencana darurat, termasuk mengetahui lokasi fasilitas kesehatan dan membawa obat-obatan yang diperlukan, cari informasi layanan kesehatan yang tersedia selama haji dan bagaimana cara mengaksesnya jika diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun