Mohon tunggu...
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Nama saya Yan Cahyadi Anas seorang penggemar fun run yang selalu mencari tantangan baru untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Saya dikenal sebagai pribadi yang optimis dan mudah bergaul, sehingga membuat saya memiliki banyak teman. Hobi saya yang lain adalah traveling; saya sangat menikmati menjelajahi tempat-tempat baru, mengeksplor budaya, dan mencicipi kuliner lokal saat berpergian. Selain itu, saya juga penggemar sepak bola yang mengikuti liga dan tim favorit dengan penuh semangat. Aktivitas-aktivitas ini membuat hidup saya lebih berwarna dan menyenangkan, dan saya selalu berusaha membagikan pengalaman tersebut melalui konten-konten favorit saya di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adat Pernikahan Melayu Kepulauan Riau : Perpaduan Budaya dan Spiritualitas

19 Januari 2025   15:30 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikutip dari Daily Sports

Pernikahan adat Melayu di Kepulauan Riau merupakan sebuah perayaan yang tak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan momen yang kaya akan makna dan simbolisme. Setiap elemen dalam prosesi ini mencerminkan kedalaman budaya serta nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu, dari tahap awal hingga akhir, setiap langkah diambil dengan penuh perhatian, mengandung tujuan spesifik yang disertai dengan pesan filosofis yang diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui pertukaran antara dua keluarga dan ikatan yang terjalin, pernikahan ini melambangkan cinta, kesetiaan, dan komitmen, serta menghormati tradisi yang telah ada sejak lama. Keberagaman dan keindahan dalam setiap upacara membuat pernikahan adat Melayu di Kepulauan Riau tidak hanya menjadi sebuah prosesi, tetapi juga sebuah pengalaman spiritual yang memperkuat ikatan antarmanusia dan kedekatan mereka dengan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas mereka, dengan demikian, pernikahan ini bukan hanya merayakan kemitraan dua individu, tetapi juga mengokohkan warisan budaya yang harus dijaga dan dihargai oleh semua generasi ke depan.

Tahapan Pernikahan Adat Melayu Kepulauan Riau: Simbolisme dan Makna yang Mendalam

Pernikahan adat Melayu di Kepulauan Riau tidak hanya sekadar serangkaian aktivitas, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang kaya akan simbolisme dan makna. Setiap tahapan dalam proses ini dirancang untuk memperkuat ikatan antara dua keluarga serta menciptakan momen yang akan dikenang seumur hidup. Mari kita telusuri setiap tahap yang menyusun pernikahan adat ini:

1.Merisik : Proses ini adalah langkah awal yang sangat penting, di mana pihak laki-laki mengutus seseorang, sering kali teman atau anggota keluarga, untuk menyelidiki kesediaan pihak perempuan. Ini adalah tahap percakapan penuh kehati-hatian, dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa niat baik telah dikomunikasikan. Merisik bukan hanya sekadar formalitas; ia mencerminkan rasa hormat dan perhatian terhadap nilai-nilai keluarga perempuan.

2.Minang : Setelah tahap merisik, langkah selanjutnya adalah minang, sebuah proses formal di mana pihak laki-laki secara resmi meminta izin untuk melamar. Momennya biasanya diisi dengan adab yang sopan dan penuh tata krama, menciptakan suasana yang harmonis antara kedua belah pihak, ini merupakan pernyataan komitmen yang jelas, di mana kedua keluarga akan dikenalkan dan langkah awal menuju persatuan dilaksanakan.

3.Berjanji Waktu : Setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan mengenai lamaran, tahap ini melibatkan penetapan tanggal pernikahan, disertai harapan untuk kelancaran dalam persiapan. Tanggal ini menjadi tonggak sejarah, simbol awal dari kehidupan baru yang akan dijalani bersama. Keluarga kemudian mulai merencanakan berbagai aspek dari pernikahan, termasuk acara yang akan dilaksanakan.

4.Berinai : Salah satu tahap yang penuh warna adalah berinai, di mana pengantin perempuan menjalani upacara penorehan inai di kuku tangannya. Proses ini bukan hanya sekedar upacara keindahan; melainkan juga simbol keberuntungan. Inai dipandang sebagai lambang kecantikan dan keberanian, sekaligus perangkat untuk menjalin hubungan yang harmonis dalam pernikahan.

5.Berarak : Prosesi berarak menjadi langkah yang sangat dinanti, dalam momen ini, pengantin laki-laki diiringi oleh keluarga dan teman-temannya menuju rumah pengantin perempuan. Suasana ceria dan meriah mengiringi perjalanan ini, memancarkan kegembiraan serta harapan dari seluruh keluarga. Ini adalah gambaran dari pertukaran energi positif antara kedua keluarga yang bersatu.

6.Bersanding : Saat kedua pengantin akhirnya duduk berdampingan di pelaminan, momen ini menjadi sakral. Bersanding adalah puncak dari perjalanan ini, di mana kedua pengantin beserta keluarganya menyaksikan janji suci yang terucap. Dalam suasana yang penuh haru dan bahagia, pasangan saling berjanji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain dalam segala kondisi.

7.Berunut : Tahap terakhir setelah pernikahan adalah berunut, di mana pasangan pengantin mengunjungi rumah orang tua pengantin laki-laki. Ini adalah simbol penghormatan dan pengakuan atas peran orang tua dalam kehidupan mereka. Saat berunut, pengantin tidak hanya menunjukkan rasa syukur tetapi juga memperkuat hubungan dengan keluarga dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun