Mohon tunggu...
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Nama saya Yan Cahyadi Anas seorang penggemar fun run yang selalu mencari tantangan baru untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Saya dikenal sebagai pribadi yang optimis dan mudah bergaul, sehingga membuat saya memiliki banyak teman. Hobi saya yang lain adalah traveling; saya sangat menikmati menjelajahi tempat-tempat baru, mengeksplor budaya, dan mencicipi kuliner lokal saat berpergian. Selain itu, saya juga penggemar sepak bola yang mengikuti liga dan tim favorit dengan penuh semangat. Aktivitas-aktivitas ini membuat hidup saya lebih berwarna dan menyenangkan, dan saya selalu berusaha membagikan pengalaman tersebut melalui konten-konten favorit saya di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Literature Review : "Program Makanan Gratis Untuk Anak Sekolah"

6 Januari 2025   23:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Makan Bergizi 

Dalam menghadapi tantangan yang terus meningkat terkait ketidakamanan pangan, program makanan sekolah gratis seperti Community Eligibility Provision (CEP) dan inisiatif gratis universal (UFM) muncul sebagai solusi efektif yang menyediakan akses makanan bergizi bagi anak-anak di sekolah dasar. Program-program ini dirancang untuk memberikan makanan kepada setiap siswa tanpa memandang pendapatan keluarga, sehingga memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun akademis di lingkungan sekolah.

Salah satu keuntungan utama dari program ini adalah peningkatan partisipasi siswa dalam konsumsi makanan sekolah. Implementasi CEP, misalnya, terbukti meningkatkan kemungkinan anak-anak untuk menikmati makan siang gratis di sekolah hingga 9,3%. Selain itu, penerapan program sarapan gratis universal mencatat peningkatan partisipasi yang signifikan, dengan studi menunjukkan kenaikan dari 16% menjadi 40% di sekolah-sekolah yang terlibat dalam program ini. Melalui akses yang lebih baik ke makanan bergizi, siswa tidak hanya mendapatkan nutrisi yang penting untuk belajar, tetapi juga mengalami peningkatan kehadiran. Penerapan CEP secara khusus berhasil mengurangi 3,5 poin persentase dalam jumlah siswa yang sering mengalami masalah kehadiran, terutama di kalangan anak-anak dari latar belakang ekonomi yang kurang.

Lebih lanjut, program makanan gratis universal memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan nutrisi. Siswa yang berpartisipasi dalam program ini lebih cenderung mengonsumsi sarapan yang bergizi, dan ada penurunan yang signifikan dalam risiko kelebihan berat badan di kalangan anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah, yaitu sekitar 3,1%, data menunjukkan bahwa program-program ini tidak hanya meningkatkan kualitas diet, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di kalangan siswa, membangun pondasi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Kebijakan untuk menyediakan makanan gratis juga berdampak luas pada kinerja akademis siswa, beberapa penelitian menunjukkan bahwa program makanan gratis universal dapat meningkatkan hasil akademik, terutama dalam tes membaca dan matematika, khususnya di kelompok demografis tertentu, dengan adanya makanan bergizi, anak-anak tidak hanya meraih pencapaian akademik yang lebih baik, tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang optimal,  walaupun keuntungan ini sangat signifikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi dalam pelaksanaannya. Sekolah sering menghadapi berbagai masalah seperti infrastruktur dapur yang tidak memadai, variasi dalam kualitas makanan, dan antrean panjang saat waktu makan. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting untuk menjamin keberhasilan program-program tersebut, selain itu, isu keberlanjutan finansial dari program makanan gratis tetap menjadi perhatian utama, khususnya bagi sekolah-sekolah di distrik yang berpenghasilan rendah, di mana kekhawatiran mengenai biaya operasional selalu mengemuka.

Meskipun ada berbagai tantangan, manfaat sosial dan perilaku dari program ini tidak dapat diabaikan. Program makanan gratis dapat membantu mengurangi stigma yang biasa dihadapi anak-anak yang menerima makanan gratis atau dengan harga terdiskon, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif di sekolah. Program-program seperti Sarapan setelah Bel (Breakfast after the Bell) telah terbukti juga berkontribusi dalam mengurangi pelanggaran disiplin, terutama di kalangan anak-anak minoritas, menunjukkan bahwa dampak program ini meluas tidak hanya pada aspek nutrisi tetapi juga mencakup disiplin dan interaksi sosial di sekolah.

Sebagai kesimpulan, penyediaan makanan gratis bagi anak-anak sekolah dasar memiliki banyak implikasi positif dari segi ekonomi dan sosial, sebagaimana yang terungkap dalam berbagai studi yang mendukung Community Eligibility Provision dan program makanan gratis universal lainnya, namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami dampak jangka panjang serta potensi hambatan dalam implementasinya, dalam konteks ini, program makanan sekolah gratis bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik anak-anak, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik dengan memberikan akses pada makanan bergizi dan pendidikan yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun