Mohon tunggu...
Yan Latifah
Yan Latifah Mohon Tunggu... -

student of urban and regional planning ITS surabaya since 2009-now & student of Professional designer ITS surabaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Menentukan Lokasi Perumahan dengan Menggunakan Teknik Analisa Input Output

14 Juni 2013   11:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:02 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deskripsi Evaluasi

Lokasi merupakan daerah dipermukaaan bumi, termasuk seluruh unsur-unsur lingkungan fisik dan biologi mempengaruhi penggunaan lahan. Lokasi menunjukkan bukan saja tanah, tetapi termasuk iklim, hidrologi, vegetasi alami dan fauna, mencakup pula di dalamnya perbaikan lahan seperti terasering dan jaringan drainase (Hardjowigeno, 1999).

Selanjutnya Hardjowigeno (1999) mengungkapkan bahwa penentuan lokasi perumahan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu :

(i)Aspek teknis yang menyangkut potensi sumber daya lahan yang dapat diperoleh dengan cara melakukan evaluasi kesesuaian lahan

(ii)Aspek lingkungan, yaitu dampaknya terhadap lingkungan

(iii)Aspek hukum, yaitu harus sesuai dengan peraturan dan undang-undang

(iv)Aspek sosial, menyangkut penggunaan lahan untuk kepentingan sosial

(v)Aspek Ekonomi, yaitu penggunaan tanah yang optimal dan memberikan keuntungan setingg-tingginya tanpa merusak tanah dan lingkungannya

(vi)Aspek politik atau kebijakan pemerintah

Penentuan lokasi yang optimal sesuai dengan daya dukungnya dapat dilakukan apabila tersedia informasi sumberdaya lahan termasuk informasi kesesuaian lahan. Untuk itu diperlukan evaluasi kesesuaian lahan. Sitorus (1998) mengemukakan evaluasi lahan yaitu penilaian daya guna lahan untuk tipe penggunaan tertentu.

Manfaat mendasar dari evaluasi lahan adalah untuk menilai kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang akan dilakukan.

Penggunaan lahan untuk berbagai aktivitas pada umumnya ditentukan oleh kemampuan lahan atau kesesuaian lahan dalam wilayah tersebut dan kesesuaian lahan bagi suatu areal dapat digunakan sebagai pegangan dalam pemanfaatan wilayah tersebut (Sitorus, 2003). Hardjowigeno (1999) mengungkapkan bahwan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, disamping dapat menimbulkan terjadinya kerusakan lahan juga akan meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Karena itu, Evaluasi penggunaan lahan dilakukan agar rencana tataguna tanah dapat tersusun dengan baik.

Evaluasi lahan merupakan salah satu pekerjaan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah. Dalam perencanaan tataguna tanah, proses penilaian potensi suatu bentuk peta, sebagai dasar untuk perencanaan tataguna tanah, sehingga tanah dapat digunakan secara optimal (Hardjowigeno, 1999). Selanjutnya Hardjowigeno (1999) mengungkapkan bahwa lahan mempunyai kualitas terbaik untuk suatu jenis kegunaan apabila sesuai dengan kegunaan tersebut. Lahan yang mempunyai kualitas terbaik untuk pertanian belum tentu mempunyai kualitas yang baik untuk lokasi perumahan. Kualitas lahan mencerminkan kondisi lahan yang berhubungan dengan kebutuhan atau syarat penggunaan lahan.

Metode Analisa

Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan penentuan kelas suatu lahan untuk tempat tinggal atau perumahan didasarkan pada kemampuan lahan menopang pondasi. Sifat lahan yang berpengaruh adalah daya dukung tanah menopang pondasi. Sifat lahan yang berpengaruh adalah daya dukung tanah dan dan sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap biaya penggalian dan konstruksi.

Teknik Analisa input output merupakan teknik analisa yang yang sesuai untuk digunakan dalam analisis spasial lingkungan urban seperti halnya kesesuaian lahan. Dalam pembangunan lahan urban, aplikasinya lebih unik karena inputnya berbentuk lahan (dengan semua aspek ekonomi, sosial dan fungsi lingkungannya). Output utamanya adalah dampak negatif atau positif yang dialami oleh pemukiman.

Teknik analisa input output ini merupakan suatu sistem gugusan atau komponen yang saling terkait dan terorganisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat digolongkan menjadi sistem terbuka dan tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang outputnya meruapakan tanggapan dari input. Namun output yang dihasilkan tidak memberikan umpan balik terhadap input. Sistem terbuka tidak menyediakan sarana koreksi dalam sistem, sehingga perlakuan koreksi membutuhkan faktor dari luar. Pada gambar dibawah ini merupakan diagram sistem terbuka.

Gambar diagram sistem terbuka

Pada sistem tertutup output memberikan umpan balikterhadap input. Pada sistem tertutup sarana koreksi berada dalam sistem, sehingga perlakuan koreksi dapat dilakukan secara internal. Sistem tertutup disebut juga sistem umpan balik seperti yang tertera pada gambar dibawah ini.

137118449849244234
137118449849244234

Gambar diagram sistem tertutup

Riview Teknik Analisa

Analisa Input Output yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dengan peruntukkan perumahan bisa dilakukan. Namun, akan lebih akurat jika menggunakan teknik analisa dengan sistem tertutup karena manurut (Hartrisari, 2007) analisa input output dengan pendekatan sistem tertutup merupakan cara pandang dan penilaian yang bersifat menyeluruh (holistic) yang memfokuskan pada integrasi dan keterkaitan antar komponen.

Sehingga untuk memperoleh penilaian evaluasi yang menyeluruh dapat ditambahkan dengan metode lain yang bersifat kualitatif. Karena teknik analisa input output bersifat kuantitatif dan untuk masalah kesesuaian lahan merupakan permaslahan yang sangat kompleks karena mempunyai keterkaitan dan hubungan erat dengan berbagai sektor yang lainnya seperti halnya ekonomi, sosial bahkan politik.

Dalam jurnal tentang kesesuaian lahan untuk perumahan idealnya evaluasi yang digunakan ialah evaluasi yang bersifat kuantitatif, dan kualitatif. Evaluasi kuatitatif dapat dilakukan dengan teknik analisa input output dengan sistem tertutup. Evaluasi kualitatif dapat dilakukan dengan wawancara mendalam (seperti halnya delphi atau deep interview) dan pertimbangan stakeholder yang berkepentingan agar evaluasi kesesuaian lahan dapat lebih maksimal.

Referensi

Hardjowigeno, 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan

Hartrisari, 2007. Sistem Dinamik. Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan Lingkungan.

Sitorus, Felix, 1998. Evaluasi Sumber Daya Lahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun