Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerupuk Udang

27 Januari 2025   12:34 Diperbarui: 27 Januari 2025   12:34 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah pribadi dari Canva

Surya menyembul tipis dari balik mega. Belum bisa menghangatkan pagi, tapi sinarnya jadi pertanda hujan tidak akan lagi mengguyur deras seperti kemarin.

Bani memakai sepatu dan menggendong ransel sekolahnya dengan semangat. Tidak hujan berarti dia tidak harus bertelanjang kaki ke sekolah. Hampir sepekan Bani harus menenteng sepatunya dalam kresek supaya tidak kotor dan basah kena genangan air hujan dan lumpur sepanjang perjalanan ke sekolah.

Kalau nekat dipakai menerjang air, sepatunya akan basah sepanjang hari, bahkan sampai besok. 

"Bani!" seru suara di belakang.

Bani menoleh dan mendapati wajah Ihsan yang tangannya menenteng sepotong lemper.

"Nih, buat kamu," tangan Ihsan tersodor ke wajah Bani.

"Buat aku?"

Ihsan mengangguk, "Iya. Ayo cepat ambil! Nanti kita terlambat."

Bani mengulurkan tangan seraya mengucapkan terima kasih. Mereka bergegas ke sekolah karena sinar surya makin lama makin menguak menggeser mega menjauh ke ufuk selatan.

Mata pelajaran pertama IPAS kemudian dilanjut pelajaran olahraga. Kali ini Pak Kadir minta anak-anak mempraktikkan senam keseimbangan dan kelenturan. Setelahnya anak-anak lelaki bermain bola di halaman sekolah sambil menunggu jam pelajaran selanjutnya tiba.

Pukul 12.00 saat jam istirahat kedua tiba, perut Bani makin bergemeruyuk, tapi tidak dihiraukannya. Pagi tadi dia sudah sarapan nasi berlauk telur rebus bertabur garam yang dipotong tiga. Jadi dia yakin tidak akan lapar sampai nanti tiba di rumah pukul dua siang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun