Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ketika Warga Indonesia Raya Menyalahkan Warga Jateng Atas Kemenangan Ahmad Luthfi

29 November 2024   12:08 Diperbarui: 29 November 2024   14:56 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemilihan kepala daerah dari lingkarjateng.id

Kemarin saya ngeblog dan menyempatkan buka X. Ternyata di sana penuh caci-maki terhadap warga Jateng atas kemenangan perhitungan cepat Ahmad Lutfhi dan Taj Yasin. Kata mereka rakyat Jateng bodoh, miskin, dan mau aja makan bansos.

Ternyata Warga Indonesia Raya (WIR) yang menyalahkan itu mostly bukan orang Jateng. Sebagai orang Jateng yang sudah 10 tahun tinggal di Jateng saya juga kecewa dengan kemenangan itu.

Akan tetapi, orang Jateng yang waras gak akan marah-marah karena semua warga Jateng sejatinya adalah korban.

Pemilihan gubernur Jateng kali ini di luar nurul melebihi film India bahkan yang paling absurd sekalipun.

Kupon Berhadiah

Seperti biasa tiap pagi saya belanja di Mbak Sayur yang datang ke rumah. Saya iseng tanya, "Kemarin nyoblos siapa, Mbak?" dan beginilah cerita Mbak Sayur.

Hatinya sebetulnya lebih sreg memilih pasangan calon (paslon) nomor urut 01, tapi karena diberi kupon dia jadi belok memilih paslon 02. Kupon apa itu?

Beberapa hari menjelang pencoblosan dia diberi kupon dan diberi pesan, "Nanti kalau 02 menang kuponnya bisa ditukar sembako dan uang." Mbak Sayur bilang itulah yang bikin dia belok jadi mencoblos paslon 02.

Sementara itu anak dan suaminya tetap mencoblos paslon 01 karena katanya kuponnya buat satu orang, bukan sekeluarga.

Beberapa saat kemudian, masih bersama Mbak Sayur, datanglah tetangga saya yang bernama Mbah Yu yang juga ingin beli sayur. Ndilalah, Mbah Yu cerita kalau dia diberi kupon. Ternyata kupon yang sama seperti punya Mbak Sayur. Tidak seperti Mbak Sayur yang awalnya sudah punya pilihan calon gubernur, Mbah Yu belum.

Maka itu dengan mudahnya Mbah Yu sekeluarga mencoblos gambar paslon 02 di kertas suara. Katanya, "Untung ada kupon, kalo nggak saya bingung nyoblos siapa."

Sepertinya target paslon 02 memang warga seperti Mbak Sayur dan Mbah Yu yang tidak pernah terinformasi soal politik, korupsi dan nepotisme, apalagi media sosial. Mbak Sayur dan Mbah Yu sama-sama tidak punya ponsel dan jarang bepergian. Sudut pandang mereka terbatas karena kurangnya wawasan, pengetahuan, dan informasi sehingga masuk kategori tidak berpendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun