Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Learning Loss, Gagap Teknologi, dan Stimulasi Belajar dari Internet

14 Desember 2023   11:07 Diperbarui: 14 Desember 2023   11:16 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia sejak tahun 2020 sampai 2022 telah menimbulkan learning loss bagi anak-anak kita.

The Glossary of Education Reform mengartikan learning loss sebagai kehilangan pengetahuan dan keterampilan khusus atau umum atau pembalikan dalam kemajuan akademik. Learning loss paling sering diakibatkan oleh kesenjangan dalam pendidikan siswa. Salah satu penyebab terjadinya learning loss adalah interrupted formal education atau pendidikan formal yang terputus.

Sekolah yang ditutup untuk mencegah penyebaran virus Corona jelas termasuk dalam interrupted formal education. Siswa dan guru mau tidak mau harus lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, termasuk bekerja dan belajar.

Selama tidak boleh keluar rumah, sebagian siswa memilih ikut bimbingan belajar (bimbel) Sinotif di waktu luang setelah mengikuti pembelajaran dari guru sekolah. Sebagian lagi hanya menjalani rutinitas belajar online dari sekolah, yang oleh Kemdikbudristek disebut sebagai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), tanpa ikut les tambahan.

Gagap Teknologi dan Memahami Belajar Online

Walau terkesan praktis tinggal buka laptop atau smartphone dari rumah untuk menerima pembelajaran dari guru, nyatanya di awal-awal pandemi banyak siswa dan orang tua tergagap mendapati cara belajar jarak jauh seperti itu.

Mereka yang ikut Bimbel Sinotif sudah pasti enjoy belajar online karena sudah biasa menggunakan berbagai aplikasi belajar dan perangkat berbasis internet. Namun mereka yang belum terbiasa terbukti gagap saat melakukan study from home karena belum kenal apa itu belajar online.

Tidak heran banyak siswa hanya membuka grup WhatsApp, men-save video pembelajaran di gallery smartphone, lalu kembali berkutat pada gim dan memelototi medsos serta platform berbagi video.

Laptop dan komputer yang dibelikan orang tua juga akhirnya lebih sering mereka pakai untuk main dan nonton film alih-alih belajar. Akan tetapi, bisa dimaklumi kalau mereka seperti itu sebab anak-anak ini tidak tahu harus diapakan video pembelajaran yang dikirim bapak-ibu guru. Tugas-tugas sekolah juga lebih banyak dikerjakan oleh orang tua karena orang tuanya juga tidak tahu bagaimana cara mengajari materi yang sedang diajarkan di sekolah. Jadi daripada ribet, mereka saja yang mengerjakan tugas, anak tinggal tahu beres dan dapat nilai.

Inilah salah satu sebab terjadinya learning loss saat pandemi kemarin. Pembelajaran yang disampaikan guru jadi mentok karena orang tua dan siswa belum kenal dan memahami cara belajar online menggunakan smartphone, laptop, komputer, dan berbagai perangkat untuk menunjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Melek Internet dan Menghindari Learning Loss

Pandemi Covid-19 juga memaksa orang untuk berlangganan internet kabel atau fiber optik untuk menunjang anak-anak mereka belajar dari rumah. Hanya saja tidak semua rumah guru dan orang tua berlangganan internet, apalagi di kota kecil. Kebanyakan hanya menggunakan kuota data di smartphone.

Koneksi internet di smartphone di masa pandemi sering lambat karena makin banyaknya pengguna di satu daerah yang menggunakannya untuk work from home, study from home, sekaligus mencari hiburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun