Di Magelang memang ada beberapa depo pasir, tapi di Muntilan tidak ada. Depo terdekat ada di Kecamatan Salam yang bersebelahan dengan Muntilan. Suami bilang kalau pasir dari semburan Gunung Merapi dikenal orang sebagai pasir Muntilan. Kualitasnya memang bagus (untuk bangun rumah).Â
Lalu saya baru ingat, bapak teman sekolah anak-anak saya ada beberapa yang bekerja jadi penambang pasir atau jadi operator di depo pasir. Mungkin banyak pekerja dari Muntilan secara tidak langsung membuat pasir Merapi dikenal sebagai pasir Muntilan.
Warga dan Merapi Jadi Bestie
Mengingat gunung Merapi memberi manfaat bagi warga yang tinggal di sekitar lerengnya, sulit bagi mereka untuk pindah ke tempat yang tidak terjangkau dampak letusan. Mereka sudah turun-temurun tinggal di sana. Apalagi abu Merapi membuat tanah di sana subur yang bisa menumbuhkan pangan juga pakan ternak.Â
Warga sendiri sudah paham kapan harus mengungsi dan kapan masih bisa beraktivitas normal. Menurut mereka, yang pernah saya tanyai langsung,Â
Kami siap mengungsi kalau monyet-monyet sudah keluar hutan, apalagi kalau harimau sudah turun.
Soal harimau ini antara percaya tidak percaya karena harimau Jawa sudah lama punah sejak 1980-an. Namun peneliti UGM mendapat kiriman foto harimau Jawa pada 2018 dari komunitas pemburu babi hutan. Foto itu kemudian dipublikasikan pada 2020.
Jadi masuk akal kalau warga lereng Merapi mengatakan, "Kalau monyet sudah turun dan harimau sudah kelihatan, baru kami mengungsi ke bawah."
Jadi saat erupsi Sabtu kemarin walau sudah ada awan panas dan semburan abu, masih banyak warga bertahan di rumah mereka.Â
Yang disebut warga lereng adalah mereka  yang tinggal di radius 3-5 kilometer dari puncak Merapi. Kalau seperti saya yang berjarak 22 kilometer sudah bukan lereng namanya, walau kadang kena abunya kalau Merapi batuk-batuk.
Abu tipis pernah mengguyur Muntilan pada 2018, membuat anak-anak TK-SD dipulangkan lebih cepat.Â
Itu pertama kalinya saya melihat langsung abu turun dari langit. Berhubung masih norak dengan abu vulkanik, saya memvideokan hujan abu itu dan mengirimnya ke saudara-saudara di Jabodetabek. Sayangnya mereka ternyata tidak antusias, hahaha!