Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Geliat Ekonomi Kreatif dan Kearifan Lokal Desa Wisata Karanganyar di FKL 2022

20 Oktober 2022   16:59 Diperbarui: 26 Oktober 2022   12:08 2353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian UMKM yg berpartisipasi di #FestivalPasarRakyat2022 di Pasar Borobudur Magelang meriahnya #FestivalKreatifLokal2022 oleh #AdiraFinance|Dokpri 

Semua warga Magelang kenal Topeng Ireng. Sebabnya karena tarian yang diambil dari akronim toto lempeng irama kenceng ini merupakan hiburan paling disukai masyarakat Magelang setelah hadroh dan jathilan.

Hadroh adalah pertunjukkan musik kombinasi instrumen modern seperti keyboard dan drum dengan gamelan dan rebana. Lagu yang dibawakan berupa shalawat atau yang bernafaskan Islam.

Sedangkan jathilan mirip seperti kuda lumping namun dengan iringan lagu-lagu perjuangan dan tembang Jawa. 

Paling menarik dari jathilan adalah saat salah satu pemainnya kesurupan, dalam bahasa Jawa diistilahkan dengan ndadi.

Saat ndadi si pemain langsung punya kemampuan “super” secepat kilat memanjat pohon kelapa dan mengupas kulit kelapa dengan giginya, juga makan beling, seperti debus di Banten. Kadang-kadang pemain yang ndadi berlari kencang entah ke mana sampai sang pawang harus mencarinya keliling desa, saat pertunjukkan jathilan masih berlangsung.

Topeng Ireng Kesukaan Warga Magelang

Pada tari Topeng Ireng, karena nama tariannya merupakan akronim, maka para penarinya tidak mengenakan topeng, apalagi yang berwarna ireng (hitam). Mereka memakai hiasan kepala tinggi berhias bulu warna-warni seperti yang dipakai suku Indian di benua Amerika. Riasan wajahnya juga berwarna-warni walau penarinya laki-laki.

Sepatu bot para penarinya dipasangi puluhan kerincingan besar yang akan berbunyi nyaring tiap mereka bergerak. Satu grup tari bisa terdiri dari 10-20 orang. Makin banyak orang dalam satu grup makin bagus karena kekompakan gerak yang enerjik akan makin memukau bersamaan dengan kerasnya kerincingan di bot mereka.

Tidak ada gerakan khusus yang harus dipelajari oleh para penari Topeng Ireng. Tiap sanggar bisa memodifikasi tarian sesuai tren.

Ada yang memadukannya dengan pencak silat, kuda lumping, atau seperti gerakan tentara berbaris. Koreografi selalu berubah supaya penonton tidak bosan.

Asal-muasal Topeng Ireng diceritakan turun-temurun oleh kakek kepada cucunya yang menyebut bahwa tari ini awalnya berasal dari Desa Tuksongo di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sekitar tahun 1950. Kemudian tarian itu menyebar dan jadi kesukaan warga Magelang sampai ke Kabupaten Purworejo, masih di Jawa Tengah.

Belakangan Topeng Ireng digemari juga oleh warga di Yogyakarta, Wonosobo, dan Boyolali mengingat makin banyak sanggar tari Topeng Ireng asal Magelang yang diminta untuk menari di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun