Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sunmori Edukatif yang Mendongkrak Ekonomi Kreatif Lokal di FKL 2022

17 Oktober 2022   16:53 Diperbarui: 17 Oktober 2022   17:25 2756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas motor NMax Jogja dan Solo melakukan touring #JelajahDesaWisata di #DesaRamahBerkendara untuk kemudian menginap di homestay Desa Karanganyar, Kabupaten Magelang | Dokumentasi pribadi 

Sunday morning ride, atau biasa diakronimkan jadi sunmori, adalah kegiatan berkendara setiap Minggu pagi yang sering dilakukan komunitas motor di manapun.

Selain karena ikatan antar-pemilik merek motor yang sama, sunmori punya manfaat untuk melatih konsentrasi berkendara, menurunkan stres, dan meningkatkan produksi hormon serotonin alias hormon bahagia.

Hanya saja, amat sayang kalau sunmori hanya dilakukan keliling kota atau desa tanpa tujuan edukatif dan membantu sesama. Selain memboroskan bahan bakar, keliling kota tanpa tujuan juga cuma menambah polusi udara karena emisi gas buang yang dikeluarkan motor-motor saat sunmori.

Berkendara yang Meminimalisir Efek Buruk Gas Buang

Emisi gas buang adalah sisa pembakaran yang terjadi di dalam ruang pembakaran pada kendaraan bermotor. Sisa pembakaran tersebut terdiri dari empat zat berbahaya, yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, dan hidrokarbon.

Maka masuk akal bila komunitas motor secepatnya mengubah tujuan dan cara mereka menikmati berkendara di Minggu pagi dengan mengalihkannya ke tempat yang masih banyak pepohonan besar, rimbun, dan aneka tumbuhan untuk menyerap emisi gas buang.

Tubuh yang terpapar emisi gas buang terus-menerus dapat mengakibatkan rusaknya sistem pernapasan hingga sistem peredaran darah.

Kemampuan Pohon Menyerap Emisi Gas Buang

Pepohonan telah terbukti mampu menyerap karbonmonoksida dan karbondioksida yang dihasilkan dari emisi gas buang.

Di jalan raya, terutama jalan milik provinsi, banyak kita temukan pohon trembesi yang menyerap emisi sampai 23 ton per tahun, seperti yang dikatakan pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N. Dahlan. Di tempat kedua sebagai penyerap gas buang paling banyak adalah pohon akasia yang menyerap 5,3 ton karbondioksida per tahunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun