Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Ikut PTM 100 Persen tapi Vaksinasinya Belum 80 Persen

14 Januari 2022   13:30 Diperbarui: 14 Januari 2022   13:47 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat pemberitahuan pembatalan PTM 100 persen karena belum memenuhi syarat bupati. Foto: istimewa

Mayoritas wali siswa di sekolah dasar tempat anak-anak saya belajar rupanya ngiler waktu diberitakan bahwa kapasitas sekolah di DKI Jakarta telah dibuka 100 persen dengan 6 jam waktu belajar di sekolah.

Melalui komite sekolah, mereka ingin agar sekolah bisa melakukan PTM 100 persen.

Di sekolah anak-anak saya, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah diberlakukan sejak tahun ajaran 2021/2022 yang dimulai pada 12 Juli 2021 dengan kapasitas kelas 50 persen dari total siswa.

Siswa masuk Senin sampai Sabtu (di Kabupaten Magelang Sabtu masuk seperti biasa, huhu!) dan pembelajaran dibagi jadi shift pagi dan shift siang. 

Siswa-siswi yang rumahnya dekat dari sekolah kebagian masuk pagi dan yang jauh masuk siang. Mereka belajar hanya 2 jam saja di sekolah. Jam masuk juga diatur tiap 10 menit untuk tiap kelas supaya tidak terjadi kerumunan.

Ndilalah, yang berkerumun malah emak-emaknya sambil jemput anak. Biasalah, ya.

Siswa ganti shift tiap dua minggu sekali, tapi di semester 2 ini shift ganti jadi seminggu sekali.

Cakupan vaksinasi di Kabupaten Magelang baru mencapai 65,95 persen, sementara syarat dari bupati supaya sekolah dapat melakukan PTM 100 persen adalah: 

cakupan vaksinasi untuk tenaga kependidikan sudah mencapai 80 persen dan lansia 50 persen.

Surat pemberitahuan pembatalan PTM 100 persen karena belum memenuhi syarat bupati. Foto: istimewa
Surat pemberitahuan pembatalan PTM 100 persen karena belum memenuhi syarat bupati. Foto: istimewa

Masih lumayan jauh, ya. Makanya sekarang sedang berlangsung vaksinasi untuk anak 6-12 tahun sambil menunggu tenaga kependidikan divaksin lengkap dan kuota 50 persen untuk lansia terpenuhi.

PTM 100 persen yang akan diberlakukan tidak untuk semua kelas, cuma untuk kelas 1 dan 6. Kelas lain tetap belajar tiap hari dengan sistem shift.

Harapan masih jadi harapan. Karena syarat PTM 100% dari bupati untuk Kabupaten Magelang belum terpenuhi, maka sekolah anak-anak saya batal menggelar pembelajaran tatap muka 100 persen.

Sebenarnya saya lega. Anak perempuan saya di kelas 1 batal PTM 100 persen. Kalau jadi, riskan juga karena satu kelas ada 29 anak. 

Kalau sekelas sudah divaksin, kemungkinan untuk saling menularkan virus lebih rendah daripada saat belum divaksin. Jadi lebih baik menunggu siswa di sekolah itu divaksin semua, baru PTM 100 persen bisa dilakukan.

Saat ini sekolah anak-anak saya belum kebagian vaksinasi karena masih mengumpulkan salinan KK/KIA masing-masing kelas.

Bila melihat dari sisi guru, PTM dengan sistem shift memang menyulitkan karena mereka mengajar dua kali dengan materi yang sama. 

Proses belajar shift pagi dan siang harus disamakan supaya tidak ada yang terlalu cepat atau lambat menerima materi. 

Kalau satu shift lebih cepat dari shift satunya, guru bakal lebih repot lagi menyesuaikan keduanya.

Andai nanti diberlakukan pembelajaran tatap muka 100%, semoga saja jam belajar di sekolah masih dibatasi tidak sampai 6 jam sehari. Bertahap dulu lebih baik.

Kalau Indonesia sudah dinyatakan bebeas pandemi Covid-19, barulah kegiatan belajar-mengajar bisa kembali seperti sedia kala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun