Berapa banyak dari kita yang lebih suka bicara, memaksakan pikiran dan keinginan daripada mendengarkan orang lain mengutarakan pendapatnya?
Hal itu dialami oleh Lulli. Mahasiswi kedokteran cantik berotak encer yang sedang magang di rumah sakit.
Di film berbahasa Brasil keluaran Netflix berjudul "Lulli" ini, Lulli digambarkan sebagai orang yang senang bicara, tapi tidak mau mendengarkan orang lain. Apa yang dikatakan orang lain saat ngobrol dengannya selalu masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Itu menjadikan Lulli orang yang tidak punya empati. Jangankan empati, memerhatikan saja tidak.
Suatu ketika saat sedang mendampingi pasien melakukan MRI (magnetic resonance imaging), terjadi malfungsi pada mesinnya.
Lulli kesetrum dan pingsan.
Berdasarkan ilmu saraf dan rekayasa saraf yang dilansir Forbes, menyetrum otak dalam dosis ringan dapat menstimulasi otak.Â
Otak yang terstimulasi dapat meningkatkan daya ingat, kemampuan matematika, dan kosakata. Juga dapat memperbaiki ingatan jangka pendek.
Dilansir alodokter, pada penderita gangguan jiwa, terapi listrik digunakan untuk merangsang bagian saraf otak yang rusak atau mengalami gangguan supaya berfungsi lagi.
Terapi listrik biasanya digunakan untuk mengobati skizofrenia, gangguan obsesif kompulsif atau OCD, depresi berat, gangguan bipolar, serta gangguan kejiwaan yang tidak membaik dengan obat-obatan dan psikoterapi.
Meski berfaedah, jangan coba-coba menyetrum kepala sendiri. BERBAHAYA!
Pada kesetrum yang dialami Lulli, sel-sel saraf di otak kemungkinan jadi sangat aktif dan membuat Lulli seolah bisa membaca pikiran orang lain.Â