Anak UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) identik dengan mahasiswa yang punya indeks prestasi (IP) pas-pasan karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan di luar akademik. Mirip-mirip seperti anggota BEM yang jago ngomong, tapi IP hampir Jungkook, eh jongkok.
Dulu saya anggota tetap (disebut anggota tetap karena telah melewati dua kali pelantikan dan berkali-kali ngamen) UKM Teater. Kami paling sering kolaborasi dengan mahasiswa teater IKJ (Institut Kesenian Jakarta), Teater Mbeling, dan teater dari Universitas Trisakti.
Walau anak Teater, tapi saya lebih banyak nongkrong di UKM Musik dan Karate. Di Musik saya bisa ikutan jam session dengan para anggotanya (diluar kegiatan resmi UKM mereka, tentu) dengan status sebagai simpatisan.
Sedangkan di UKM Karate, teman-teman gebetan saya ada di sana sehingga untuk menarik perhatiannya saya juga nongkrong di sana. Heyaaaa!
Itu tips yang pertama, ya.Â
Jangan masuk UKM hanya karena di sana banyak yang ganteng dan cantik!
Gabung ke UKM yang tidak sesuai minat dan hasrat hanya akan buang-buang waktu. Lebih baik waktu kita gunakan untuk belajar.Â
Betulan! Ilmu dari kampus sekecil apapun akan sangat bermanfaat ketika kita lulus nanti, entah kita kerja kantoran, wirausaha, atau jadi ibu rumah tangga.
Saya masuk Teater karena tipikal cowok-cowok di sana not too much talk, cool, seems smart, dan gondrong.
Ternyata anak Teater ga asyik. Mereka itu gila setiap waktu dan bahasan percakapan mereka sering tidak saya mengerti.
Walau sering nongki di Musik dan Karate, tapi tiga sahabat terbaik saya tidak satupun anak UKM. Mereka kupu-kupu (kuliah-pulang kuliah-pulang).Â