Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Gaul di Dunia Maya Menyendiri di Dunia Nyata

7 Oktober 2021   15:19 Diperbarui: 8 Oktober 2021   04:03 2220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa seseorang bisa ramai dan punya banyak teman di internet dan ribuan followers di medsos, tapi malah gak punya teman di dunia nyata?

Karena dia pemalu? Minder? Atau sekedar introvert?

Ketahuilah bahwa 1 dari 5 orang di dunia tidak punya orang lain yang dapat mereka sebut sebagai teman. 

Hubungan pertemanan hanya sekedar say hello dan tidak melibatkan emosi, simpati, maupun empati.

Secara umum, ada tiga kemungkinan seseorang tidak punya teman. 

Pertama, sering punya pengalaman buruk dalam berteman sehingga mereka tidak bisa mempercayai siapapun. 

Ada yang punya teman, tapi cepu (tukang ngadu). Ada yang tiap curhat, diemberin kemana-mana. Ada yang ditikung soal percintaan dan pekerjaan, atau teman mereka sering morotin (hanya mau duitnya saja).

Kedua, menderita masalah mental seperti bipolar atau kecemasan sosial. Seseorang dengan bipolar kesulitan bergaul karena mereka mudah lupa apa saja yang pernah dibicarakan dengan orang lain. Mood yang berubah drastis dalam hitungan menit juga membuat mereka kesulitan bergaul dengan orang lain.

Sedangkan pada penderita kecemasan sosial, bertemu dengan orang lain bagaikan ujian yang taruhannya hidup dan mati. 

Ketiga, karena orang itu emang rese dan sering toxic, jadi tidak ada yang mau berteman dengan mereka. 

Hal pertama dan kedua yang saya sebutkan diatas (trauma berteman dan gangguan mental) menyebabkan ada banyak orang yang sengaja tidak berteman dan enggan mencari teman baru di dunia nyata, padahal mereka supel, gaul, ramah, baik hati, dan tidak sombong di dunia maya.

Kenyamanan. Tidak adanya interaksi tatap muka membuat komunikasi di dunia maya terasa nyaman. Tatap muka saat bicara dengan orang lain di dunia nyata membutuhkan tenggang rasa dan basa-basi.

Seseorang dapat langsung berkomunikasi dengan orang tertentu di dunia maya tanpa harus basa-basi atau.

Banyak orang lupa memikirkan dan memedulikan kebutuhan dan perasaannya sendiri karena terlalu sibuk membuat teman-temannya nyaman.

Kebebasan. Di internet, tidak ada beban dan kekuatiran akan dinilai gimana-gimana jika membicarakan hal tertentu atau yang tabu. 

Seseorang juga bebas memilih dan ganti teman jika mereka tidak lagi punya kesukaan dan minat yang sama.

Di dunia nyata, perlu waktu untuk memilah dan mengetahui apakah orang yang kita kenal asyik diajak berteman atau tidak.

Seringkali seseorang terpaksa berteman karena faktor keterikatan, misal satu kampus, satu perumahan, satu kantor, atau berada dalam kelompok/paguyuban yang sama.

Ingin didengar. Kebanyakan teman di dunia nyata dianggap hanya senang bicara tentang mereka dan melihat apapun dari sudut pandang mereka.

Orang yang enggan berteman di dunia nyata lelah hanya mendengar dan tidak pernah didengar. Di dunia maya, mereka dapat menciptakan sendiri tempat untuk bersuara dan menjaring orang yang mau mendengar.

Tidak perlu membangun kepercayaan. Pertemanan di dunia maya cukup dibangun lewat kepercayaan alakadar. Seseorang tidak perlu percaya banget dengan orang yang dikenalnya di internet. Juga tidak perlu susah payah melakukan usaha untuk bisa dipercaya.

Kondisi dimana seseorang tidak memiliki teman di dunia nyata bisa disebut sebagai friendless, solitude, atau confidant.

Menurut Healthline, tidak punya teman di dunia nyata ternyata tidak sepenuhnya jelek. Menghabiskan waktu sendirian bisa membantu seseorang mengembangkan kreativitas dan meningkatkan imajinasi.

Terlalu sering berinteraksi dengan teman dapat membuat seseorang sulit untuk membuat pilihan yang tepat untuk hidupnya sendiri. 

Oh ya, kenapa hal-hal yang terjadi di internet disebut dunia maya padahal orang dibalik internet nyata adanya?

Karena di internet kita bisa menciptakan kehidupan apapun yang tampaknya ada, tapi nyatanya tidak ada. Namun, bagi banyak orang, teman di internet adalah teman nyata mereka juga. 

Secara fisik mereka tidak bertemu, tapi secara batin mereka bersahabat. Mirip sahabat pena pada masa sebelum internet ditemukan.

Sebagai makhluk sosial manusia memang memerlukan orang lain di dunia nyata untuk mendukung kehidupannya. Bila orang tersebut merasa cukup punya keluarga tanpa punya teman di kehidupan sehari-hari, tidak masalah.

Pun kalau ada orang yang memilih untuk punya banyak teman, tapi tidak ingin berkeluarga, tidak masalah juga.

Terpenting kita enjoy menjalani hidup sesuai norma, etika, dan arahan iman yang kita pilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun