Hal pertama dan kedua yang saya sebutkan diatas (trauma berteman dan gangguan mental) menyebabkan ada banyak orang yang sengaja tidak berteman dan enggan mencari teman baru di dunia nyata, padahal mereka supel, gaul, ramah, baik hati, dan tidak sombong di dunia maya.
Kenyamanan. Tidak adanya interaksi tatap muka membuat komunikasi di dunia maya terasa nyaman. Tatap muka saat bicara dengan orang lain di dunia nyata membutuhkan tenggang rasa dan basa-basi.
Seseorang dapat langsung berkomunikasi dengan orang tertentu di dunia maya tanpa harus basa-basi atau.
Banyak orang lupa memikirkan dan memedulikan kebutuhan dan perasaannya sendiri karena terlalu sibuk membuat teman-temannya nyaman.
Kebebasan. Di internet, tidak ada beban dan kekuatiran akan dinilai gimana-gimana jika membicarakan hal tertentu atau yang tabu.Â
Seseorang juga bebas memilih dan ganti teman jika mereka tidak lagi punya kesukaan dan minat yang sama.
Di dunia nyata, perlu waktu untuk memilah dan mengetahui apakah orang yang kita kenal asyik diajak berteman atau tidak.
Seringkali seseorang terpaksa berteman karena faktor keterikatan, misal satu kampus, satu perumahan, satu kantor, atau berada dalam kelompok/paguyuban yang sama.
Ingin didengar. Kebanyakan teman di dunia nyata dianggap hanya senang bicara tentang mereka dan melihat apapun dari sudut pandang mereka.
Orang yang enggan berteman di dunia nyata lelah hanya mendengar dan tidak pernah didengar. Di dunia maya, mereka dapat menciptakan sendiri tempat untuk bersuara dan menjaring orang yang mau mendengar.
Tidak perlu membangun kepercayaan. Pertemanan di dunia maya cukup dibangun lewat kepercayaan alakadar. Seseorang tidak perlu percaya banget dengan orang yang dikenalnya di internet. Juga tidak perlu susah payah melakukan usaha untuk bisa dipercaya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!