Kalau orang-orang jemu dan jenuh dengan pandemi, ngeri dengan berita Covid, kuatir bepergian kemana-mana, dan bosan dengan drama Korea, apa yang mereka lakukan? Nonton Ikatan Cinta.
Itu sebab Ikatan Cinta digilai, karena tayang pada momen yang pas.
Hal ini mirip seperti sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan (tayang perdana 1994) yang muncul ditengah dominasi sinetron glamor yang menjual mimpi tentang kehidupan orang kaya.
Bukan hanya itu, kuatnya karakter antartokoh dalam Si Doel Anak Sekolahan tidak tumpang-tindih karena masing-masing punya ciri khas yang berbeda. Stigma negatif suku Betawi dan upaya memperbaikinya juga dipadu alami, mengalir dalam dialog dan alur cerita.
Pada Ikatan Cinta penonton dibuat hanyut oleh lika-liku hubungan Andin dan Aldebaran yang mendebarkan.
Walau dari segi cerita hampir serupa dengan sinetron cinta-cintaan lain, seperti Putri untuk Pangeran, Samudra Cinta, atau Ketika Cinta Bertasbih, Ikatan Cinta jadi satu hiburan yang menyenangkan diantara serbuan hoaks dan berita manipulatif tentang pandemi dan Corona.Â
Cinta memang menenangkan!
Alasan lain, orang ingin menyaksikan sinema dalam negeri meski sudah terpesona oleh drakor The Penthouse, Doom at Your Service, World of the Marriage, Taxi Driver, atau Vincenzo, karena wajah, nama tokoh, lokasi cerita, dan bahasa di sinetron sama-sama Indonesia sehingga menontonnya lebih nyaman.
Karena itu Ikatan Cinta yang tayang perdana 19 Oktober 2020 di saat masyarakat memasuki fase pandemic fatigue, merupakan angin segar ditengah dominasi drama Korea dan semua yang berbau Korea.
Saking digilainya Ikatan Cinta, MURI bahkan memberikan rekor untuk sinetron ini sebagai "Sinetron Primetime dengan Audience Share di Atas 40% Berturut-turut Dalam 100 Hari"
Audience share dihitung dan disurvei oleh Nielsen Media Research dan merupakan prosentase jumlah penonton pada periode waktu tertentu di satu televisi/radio terhadap keseluruhan penonton di semua televisi/radio.