Setelah menemukan Johanna di hutan, Kapten Kidd mengantarnya ke Castroville di San Antonio, yang jauhnya 600 kilometer, guna diasuh oleh paman dan bibinya.
Jarak 600 kilo itu hampir sama dengan jarak dari Jakarta ke Jogya via tol Trans Jawa.
Meski jaraknya sama seperti ke Jogya, sudah pasti perjalanan ke Castroville tidak semudah ke kota gudeg.Â
Selama perjalanan Kapten Kidd harus bertemu para begundal yang hendak menculik Johanna, juga merasakan badai pasir yang ganas.Â
Mereka juga bertemu kelompok sosialis radikalis yang memaksa kaum lelaki bekerja di peternakan dan pemotongan hewan. Ditambah lagi mereka kehilangan kereta karena kuda yang menarik kereta itu jatuh ke jurang.
Sebelum Kapten Kidd dan Johanna kehilangan kereta kuda, Johanna memperlihatkan cara unik (pengetahuan yang didapatnya dari Kiowa), yaitu memanfaatkan uang koin menjadi peluru.
Kapten Kidd punya banyak koin di toples hasil dari pekerjaannya membacakan berita dari kota ke kota. Dia akan menarik bayaran 10 sen untuk setiap orang yang ingin mendengar berita yang dibacakan olehnya.
Saya kutip dari institut sejarah Amerika, The Gilder Lehrman, ada 20 persen orang Amerika yang buta huruf pada 1870. Dengan adanya 20 persen orang yang buta huruf, tentu pekerjaan Kapten Kidd yang membacakan berita menjadi relevan di masanya.
Lagipula cara Kapten Kidd membacakan berita tidak sama seperti news anchor di televisi yang kita kenal sekarang.Â
Kapten Kidd kadang membaca sambil bergurau, kadang meninggikan dan merendahkan suaranya seperti pemain teater, kadang juga berkata sangat cepat seperti orang ingin ke toilet.
Segala kesulitan selama perjalanan ke Castroville malah makin menguatkan ikatan antara Kapten Kidd dan Johanna, walaupun mereka kesulitan berkomunikasi. Johanna lupa bahasa Jerman dan Inggris karena dia diculik dan berada di tengah-tengah Kiowa selama enam tahun.