Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pola Asuh dan Hak Anak yang Tercederai Jika Ayah Berpoligami

24 Maret 2021   13:40 Diperbarui: 25 Maret 2021   05:19 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nakita.grid.id


Jika ada lelaki yang berpoligami, simpati dan empati orang pasti langsung tertuju pada istri pertama. Jarang ada yang berpikir apa yang akan terjadi dengan anak-anaknya jika si ayah punya istri baru yang darinya lantas dia punya anak sambung dan kandung lagi. 

Lagipula mengapa hati mesti dibagi-bagi, wahai lelaki, kalau di tubuhmu saja hanya ada satu?

Secara garis besar ayah yang berpoligami pasti berpengaruh pada pola asuh anak. Anak juga akan punya pemahaman, pemikiran, dan perasaan terhadap rumah tangga orang tuanya yang tidak normal, sesuai tahapan usia mereka.

Usia Sekolah

Seorang ayah yang penuh kasih sayang, suportif, dan terlibat dalam perkembangan anaknya, dapat berkontribusi besar pada kecerdasan kognitif, bahasa, dan sosial anaknya. 

Hal itu bahkan tidak terpengaruh oleh pendidikan ayah. Artinya meski si ayah hanya tamatan SD atau bahkan buta huruf, anak-anak yang dekat dengannya tetap punya kecerdasan kognitif yang lebih tinggi dari anak yang tidak dekat dengan ayahnya.

Bila si ayah punya dua atau tiga istri bagaimana dia bisa menghabiskan quality time yang optimal dan membangun ikatan dengan anak-anak dari istri pertama kalau dia harus membaginya dengan anak dari istri yang lain?

Menurut Fauzil Adhim, ustadz yang juga penulis buku-buku parenting, kehadiran ayah secara psikologis pada usia-usia dini (0-6 tahun) sangat penting untuk menciptakan rasa aman, nyaman, dan bahagia pada keluarganya.

Bagaimana kebahagiaan itu bisa diberikan secara maksimal kalau si ayah jadi kepala bagi dua, tiga, atau empat keluarga?


Selain itu, ada istri-istri yang kita lihat akur satu sama lain, bahkan berfoto bersama suami mereka. Tidakkah itu membingungkan jika dilihat anak?

Itu siapa yang berfoto bersama ayah-ibuku?

Istri-istri sang ayah kerap bertemu, bersosialisasi, dan makan bersama, lambat-laun akan dikenali si anak sebagai istri lain ayahnya.

Jika dia memanggil ibu kandungnya dengan sebutan "Umi" maka dia akan diminta memanggil "Bunda" atau "Ibu" kepada istri lain ayahnya.

Bagi anak itu membingungkan. Jika ibuku adalah Umi, berarti Bunda ibuku juga? Dia tahu ibu kandungnya disebut Umi, tapi dia mengenali bahwa panggilan Bunda dan Ibu adalah untuk panggilan untuk seorang ibu seperti uminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun