Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Istri peternak dan ibu dua anak.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ganti Rupa Koran Kuning dan Jurnalisme Air Liur

6 Januari 2021   10:20 Diperbarui: 6 Januari 2021   10:39 2578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari Jakarta.tribunnews.com

Anda generasi Baby Boomer, X, dan Milenial awal pasti ingat koran Pos Kota bikinan mantan Menteri Penerangan Harmoko dkk. Pos Kota adalah koran kuning pertama di Indonesia yang terbit pada 1970.

Kemunculan Pos Kota membuat banyak orang bertanya, "Ini jurnalisme apa?" 

Lalu dijawab oleh Harmoko (waktu itu belum jadi menteri), "Pokoknya kalau bukan golongan menengah ke bawah lebih baik jangan baca."  

Setelah itu bermunculan media kuning lainnya dalam bentuk suratkabar, tabloid, dan majalah, mengikuti keberanian Pos Kota menjual berita-berita kriminal, seks, hiburan, dan gosip. 

Pokoknya media yang isinya ihik-ihik dan uhuk-uhuk yang tidak mencerdaskan bangsa itulah koran kuning atau yellow journalism.

Tiga dekade setelah Pos Kota terbit pertama kali, muncullah harian Lampu Merah yang terbit di Jakarta dan sekitarnya, menyaingi kepopuleran Pos Kota. 

Lama-lama "kedahsyatan" judul dan isi berita di Lampu Merah membuat Pos Kota jadi terlihat santun dan sopan. Pada 2008 Lampu Merah ganti nama jadi Lampu Hijau tapi masih dengan judul dan isi yang sama nyelenehnya.

Suratkabar Lampu Merah yang telah ganti nama jadi Lampu Hijau. Foto: gramedia.com
Suratkabar Lampu Merah yang telah ganti nama jadi Lampu Hijau. Foto: gramedia.com

Walau demikian, Pos Kota tetaplah raja koran kuning yang tidak tergantikan sepanjang masa.

Pada masa internet seperti sekarang, yellow journalism telah ganti rupa jadi jurnalisme clickbait. Tujuannya sama-sama menarik lebih banyak pembaca guna mendapat iklan. Isu yang diangkat juga sama, seputar seks, kriminal, dunia hiburan, dan gosip.

Dinamakan clickbait (umpan klik) karena media online tersebut membuat judul bombastis yang memancing rasa penasaran orang untuk mengkliknya. Kerap kali antara judul dan isi berita ga nyambung. Kalaupun nyambung terlihat sangat dipaksakan supaya tidak terkesan membohongi pembaca.

Menurut saya ada sedikit perbedaan antara koran kuning dengan media clickbait.

Pada koran kuning antara judul dan isi masih nyambung walaupun sedikit dan tidak substansial. Sedangkan media clickbait berani membuat judul yang sama sekali tidak nyambung dengan isi berita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun