Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hilang

12 Desember 2020   20:19 Diperbarui: 12 Desember 2020   20:20 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutanya pawana kau di mana. Kutanya air, awan, belalang, dan semua kepala manusia menggeleng kencang.

Kau menghilang seperti jembalang. Padahal kau telah memaklumatkan cinta sampai ke laut paling dalam, tempat kau ukir kalam bertuliskan rindu dendam.

Aku hampiri telaga tirta kala dahaga, tapi tericip air rasa duri. Aku sambangi ladang nyamikan, tapi hanya rasa sekam yang aku makan. Kau tetap menghilang.

Boleh kau hindarkan aku, tapi jangan kau menghilang atau aku akan musnah berkalang tanah. 

Tak perlu kau senyum, cukuplah jiwamu datang dan mencium sanda, lalu aku akan mengerawang, asal kau jangan menghilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun