Meskifilm ini bukanlah seperti The Devil Wears Prada, film yang membawa Meryl Streep menggenggam Piala Oscar 2007 sebagai Aktris Terbaik.
sama-sama memakai kata "devil" namunYang menjadi daya tarik The Devil All the Time buat saya karena diantara deretan pemerannya ada Tom Holland si Spiderman, Jason Clarke sang dokter di Pet Sematary, dan, tentu saja, Robert Pattinson si vampir tampan Edward Cullen dalam seri film Twilight.
Para penggila Harry Potter pasti tahu bahwa Robert Pattinson juga berperan dalam Harry Potter and the Goblet of Fire sebagai Cedric Diggory, kakak kelas Harry yang super tampan namun mati kena avada kedavra Lord Voldemort saat mengambil piala Triwizard.
Pada The Devil All the Time Robert berperan sebagai pendeta Preston Teagardin yang gemar mencabuli para remaja putri dengan dalih Tuhan menginginkan mereka membuktikan kesuciannya kepada dia.
Pendeta Preston meregang nyawa oleh pistol Luger buatan Jerman kaliber 9 milimeter yang dimuntahkan Arvin.
Arvin hanya tahu bahwa matinya Preston berarti keadilan bagi adik angkatnya yang sangat alim, bernama Lenora, yang bunuh diri karena dihamili Preston.
Preston mengarahkan agar Lenora menggugurkan kandungannya, menggunakan dalil-dalil Alkitab, supaya keluarga tidak malu, kata Preston. Dan Lenora memilih gantung diri.
Arvin diperankan oleh Tom Holland, pemuda sejati yang akan melakukan segala cara untuk melindungi keluarganya. Arvin bukan pemuda taat namun bukan juga yang begajulan.
Arvin kecil ditinggal mati ibunya yang sakit kanker. Ayahnya bunuh diri karena cinta matinya pada sang istri.Â
Ayah Arvin adalah veteran Perang Pasifik di Kepulauan Solomon yang mengalami trauma karena harus menembak mati rekannya yang luka parah, disiksa tentara Jepang. Tapi jangan khawatir, tidak ada adegan siksaan seperti kisah film G30S/PKI.Â
Si rekan yang ditembak ayah Arvin hanya divisualkan dengan tubuh nyaris seperti bangkai hidup. Yaa, ngeri juga itu, sih. Tidak sengeri adegan di film Final Destination, percayalah.