Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Istri peternak dan ibu dua anak.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rentetan Kejahatan Manusia Berkedok Agama dalam "The Devil All The Time"

9 November 2020   14:38 Diperbarui: 9 November 2020   14:51 4374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robert Pattinson dan Tom Holland dalam The Devil All the Time. Gambar dari mtsusidelines.com/Hollywood Insider

Meski sama-sama memakai kata "devil" namun film ini bukanlah seperti The Devil Wears Prada, film yang membawa Meryl Streep menggenggam Piala Oscar 2007 sebagai Aktris Terbaik.

Yang menjadi daya tarik The Devil All the Time buat saya karena diantara deretan pemerannya ada Tom Holland si Spiderman, Jason Clarke sang dokter di Pet Sematary, dan, tentu saja, Robert Pattinson si vampir tampan Edward Cullen dalam seri film Twilight.

Para penggila Harry Potter pasti tahu bahwa Robert Pattinson juga berperan dalam Harry Potter and the Goblet of Fire sebagai Cedric Diggory, kakak kelas Harry yang super tampan namun mati kena avada kedavra Lord Voldemort saat mengambil piala Triwizard.

Pada The Devil All the Time Robert berperan sebagai pendeta Preston Teagardin yang gemar mencabuli para remaja putri dengan dalih Tuhan menginginkan mereka membuktikan kesuciannya kepada dia.

Pendeta Preston meregang nyawa oleh pistol Luger buatan Jerman kaliber 9 milimeter yang dimuntahkan Arvin.

Arvin hanya tahu bahwa matinya Preston berarti keadilan bagi adik angkatnya yang sangat alim, bernama Lenora, yang bunuh diri karena dihamili Preston.

Preston mengarahkan agar Lenora menggugurkan kandungannya, menggunakan dalil-dalil Alkitab, supaya keluarga tidak malu, kata Preston. Dan Lenora memilih gantung diri.

Arvin diperankan oleh Tom Holland, pemuda sejati yang akan melakukan segala cara untuk melindungi keluarganya. Arvin bukan pemuda taat namun bukan juga yang begajulan.

Arvin kecil ditinggal mati ibunya yang sakit kanker. Ayahnya bunuh diri karena cinta matinya pada sang istri. 

Ayah Arvin adalah veteran Perang Pasifik di Kepulauan Solomon yang mengalami trauma karena harus menembak mati rekannya yang luka parah, disiksa tentara Jepang. Tapi jangan khawatir, tidak ada adegan siksaan seperti kisah film G30S/PKI. 

Si rekan yang ditembak ayah Arvin hanya divisualkan dengan tubuh nyaris seperti bangkai hidup. Yaa, ngeri juga itu, sih. Tidak sengeri adegan di film Final Destination, percayalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun