Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sesama Ghostwriter pun Tidak Saling Mengungkap Klien dan Judul Buku yang Mereka Tulis

14 Agustus 2020   14:02 Diperbarui: 14 Agustus 2020   16:01 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva/yanahaudy0

Sekali lagi, ghostwriter adalah penulis bayangan karena menulis untuk orang lain, sementara si penulis itu, meski mendapat upah dari hasil kerjanya, tidak mendapat nama dan kredit sama sekali di buku dan naskah yang dia tulis.

Secara umum semua penulis (penulis konten, novelis, cerpenis, penyair, penulis buku non-fiksi, wartawan dll) dapat menjadi ghostwriter.

Mereka dapat dikenali karena punya ciri khas serupa ketika memposting sesuatu di medsos, yaitu:

  • Menulis dengan tata bahasa dan kosakata yang baik. Mereka tidak terpengaruh bahasa- bahasa gaul kekinian. Meski kadang menggunakannya tapi hanya sesekali dan lebih sering memposting dengan kalimat dan kosakata yang baik.
  • Tidak berapi-api dalam menyikapi isu yang sedang viral meski paham pokok persoalannya.
  • Menghindari terlibat dalam perang opini di medsos dan twit war di Twitter.

Lalu satu hal yang dapat dikenali bahwa seseorang penulis bayangan adalah: mereka tidak pernah memposting apapun tentang kantor, rekan kerja, bos, anak buah, dan suasana kerja karena memang tidak memiliki semua hal tersebut.

Memang ada ghostwriter yang bekerja kantoran, tapi jarang, kebanyakan ghostwriter adalah penulis profesional yang mendedikasikan waktunya untuk menulis dan mendapat penghasilan dari sana.

Saya pun akhirnya mengenali bahwa dua orang kenalan saya ternyata bekerja juga sebagai ghostwriter.

Orang pertama, namanya Hari, saya temui ketika jadi relawan Jasmev (Jokowi Ahok Social Media Volunteers) pada 2012 di Pilgub DKI. Dia salah satu koordinator Jasmev tetapi baru beberapa bulan belakangan saya mengetahui Hari adalah ghostwriter.

Orang kedua, sebut saja Haru, mantan wartawan yang dulu pernah saya temui ketika sama-sama meliput di Kemenkes. Saya mengetahui Haru seorang ghostwriter tahun lalu setelah mengikuti akun Twitternya.

Setelah bercakap-cakap virtual dengan akrab tetap saja mereka tidak mau memberitahu siapa saja yang pernah mempekerjakan mereka dan apa saja judul buku dan tulisan yang lahir dari tangan mereka. Padahal mereka tahu betul saya punya pekerjaan yang sama seperti mereka, tapi tetap tutup mulut.

Saya hanya bisa berkesimpulan bahwa Hari adalah ghostwriter untuk penulisan company profile BUMN dan perusahaan swasta sekaligus merangkap sebagai desain grafis untuk ilustrasi buku yang dia tulis. 

Sementara Haru spesialis penulis buku biografi para mantan pejabat dan selebriti. Pada beberapa kesempatan Haru juga menulis lagu untuk band indie.

Lalu bagaimana seorang ghostwriter membuat portofolio atau curriculum vitae kalau tidak boleh mengungkap judul buku yang dia tulis?

Seorang ghostwriter boleh menyebut nama penerbit tempat bukunya diterbitkan hanya jika (calon) klien serius memakai jasanya. Tapi hanya itu, ghostwriter tidak boleh menyebut nama klien, judul buku, judul artikel, atau untuk nama siapa dia menulis.

Jika Anda perlu jasa ghostwriter Anda tinggal meminta salah seorang penulis di Kompasiana, misalnya, untuk membuat tulisan yang Anda inginkan. Surat cinta, puisi, lamaran pekerjaan, atau menerjemahkan berita semua bisa dikerjakan okeh ghostwriter. Berapa bayarannya? Tergantung kesepakatan Anda dan ghostwriter tersebut.

Tapi Yusril Ihza Mahendra sudah diketahui orang sebagai ghostwriter tuh? Diketahui belakangan iya, setelah beliau sudah banyak menulis naskah pidato Presiden Soeharto, BJ Habibie, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selagi ketiga presiden itu menjabat belum banyak yang tahu kalau Yusril lah penulis pidatonya.

Salah satu ghostwriter terkenal dunia, Raymond Benson, telah menulis 12 novel James Bond pada kurun waktu 2007-2012 dan mengadaptasi film Tomorrow Never Dies dan The Worls Is Not Enough menjadi novel.

Belakangan diketahui bahwa Benson juga menulis untuk naskah film yang memakai nama Tom Clancy, novelis Amerika bergenre spionase dan ilmu militer. Jadi pada beberapa naskah film dan novel yang diterbitkan memakai nama Tom Clancy sebenarnya ditulis oleh Raymond Benson.

Tidak bolehnya ghostwriter menyebut nama klien dan judul buku mungkin semacam kode etik, mirip seperti kode etik yang dimiliki wartawan, dokter, atau pengacara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun