Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ada YouTube, Penonton Televisi Kini Tinggal Kakek dan Nenek Saja

4 Juni 2020   21:10 Diperbarui: 4 Juni 2020   21:05 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Penonton setia televisi memang hanya tinggal nenek dan kakek, opa dan oma, serta aki dan nini. 

Alasannya karena kakek dan nenek mencari informasi dan hiburan yang mudah dinikmati dan sudah tersedia. Sedangkan orang yang lebih muda mencari hiburan yang sesuai keinginannya, bukan tergantung apa hiburan yang ada.

Tapi bukan berarti kakek dan nenek tidak mengikuti perkembangan teknologi internet. Mereka mengikuti namun hanya sekilas saja sesuai kebutuhan. Berbeda dengan Milenial dan, terutama, Gen Z yang menjadikan internet sebagai bagian dari hidupnya.

Lebih lagi, mayoritas Milenial (usia 24-39 tahun) adalah internet savvy dimana mereka punya pengetahuan tinggi tentang internet, termasuk soal virus, malware, spyware, pishing dan lainnya. 

Karena punya pengetahuan tinggi soal internet maka apapun bisa dicari di internet. Televisi hanya ditonton jika mereka ingin menikmati siaran berita, talkshow, dan olahraga, itupun hanya sesekali kalau mereka lagi gabut (singkatan dari gaji buta, digunakan sebagai istilah kekinian untuk orang yang sedang gak ngapa-ngapain). 

Semakin berkurangnya orang yang menonton televisi membuat banyak penyanyi, pemain sinetron, dan presenter tak lagi tampil di layar kaca karena manajemen televisi pun hanya membuat program yang sekiranya akan punya rating tinggi. 

Banyak dari entertainer ini yang kemudian alih profesi jadi YouTuber. Kenapa? Supaya pundi tetap terisi dan popularitas terjaga. 

Benefit yang didapat oleh para selebritis yang jadi YouTuber adalah mereka tidak perlu susah payah mencari subscribers karena sudah punya basis penggemar di Instagram, Twitter, dan Tiktok. 

Tinggal arahkan saja para penggemar ini ke YouTube. Dan voila! Seberapapun receh dan remehnya isi video mereka, ribuan likes dan subscribers bisa didapat dengan mudah. 

Jika menurut saya melihat Baim Wong mengganti popok bayinya adalah tontonan yang tidak menarik (karena semua ayah di dunia pasti pernah melakukannya), tapi tidak demikian bagi Gen Z. Menonton Baim mengganti popok bayinya yang bernama Kiano bagi Gen Z (usia 23 tahun ke bawah) adalah hal menakjubkan karena berarti Baim adalah ayah teladan dan ekspresi Baim ketika mengganti popok itu sangat menghibur. 

Pengelola televisi mungkin sadar mereka tidak bisa mengimbangi YouTube, jadi bukannya membuat tayangan baru yang segar, televisi malah membuat acara dari video-video yang sudah tayang di YouTube, Instagram, dan Tiktok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun