Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Si Bibi Ingin Nekat Mudik

24 April 2020   14:23 Diperbarui: 24 April 2020   14:29 2298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Adik saya bercerita bahwa pekerja rumah tangganya yang biasa dia panggil Bibi ingin pulang kampung ke Garut pada H-3 Idul Fitri nanti. Dia bilang meski Bibi sudah diberitahu dan diperlihatkan siaran televisi tentang pelarangan mudik, Bibi keukeuh Lebaran nanti ingin kumpul bersama anak, cucu, dan suaminya.

Adik saya punya niat untuk mengantarnya ke Garut tapi mobil pelat B sudah pasti akan dicegat di perbatasan Bekasi (Garut via Cipularang) ataupun Bogor (Garut via Jonggol). Lagipula DKI sedang menjalankan PSBB yang tidak memungkinkan sedan dan mobil kecil diisi lebih dari dua orang. Maka diurungkanlah niat mengantar Bibi.

Sebenarnya Bibi bisa kumpul bersama keluarganya andaikata dia pulang kampung sebelum larangan mudik diberlakukan. Andaikan juga adik saya memberi inisiatif kepada Bibi untuk pulang kampung lebih awal, mungkin Bibi masih punya kesempatan besar untuk meninggalkan ibu kota.

Pemerintah sengaja memperlambat larangan mudik, menurut saya, karena ingin memberi kesempatan pada kuli bangunan, pedagang gerobak, pemulung, buruh harian, pedagang kaki-lima, dan pekerja sektor informal lain untuk pulang kampung. 

Jika tetap berada di Jakarta mereka akan jadi beban bagi pemprov karena tidak ber-KTP DKI. Pemprov (dan juga Pemda di Bodetabek) tentu lebih mengutamakan membantu warganya sendiri daripada warga dari daerah lain.

Itulah sebabnya ketika hampir seluruh perantau sudah kembali ke kampung halamannya masing-masing, pemerintah pusat baru mengeluarkan larangan mudik. Dan bagaimana memperlakukan para perantau yang pulang kampung itu terserah kebijakan Pemda masing-masing sesuai otonomi daerahnya.

Kebanyakan orang di kota besar memang ketergantungan pada pekerja rumah tangga, meskipun nyonya rumahnya tidak bekerja atau berniaga. 

Banyak juga dari orang kota itu yang melarang pekerja rumah tangganya mudik saat Lebaran, tidak menikah, tidak boleh sering pulang kampung, dan larangan-larangan lain dikarenakan kekuatiran tidak dapat pekerja lain untuk menggantikan pekerja yang izin. Larangan yang mirip pada hamba sahaya di zaman jahiliyah.

Dan Bibi masih tetap pada pendiriannya untuk tetap ke terminal pada H-3 nanti dan mencari bus yang akan membawanya pulang ke Garut.

Semoga saja ada jalan bagi Bibi untuk segera berkumpul dengan keluarganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun