"Musim kawin" di Indonesia, berdasarkan catatan beberapa Wedding Organizer, biasanya jatuh pada September -- Desember. Tak ada makna khusus, hanya saja permintaan akan jasa mengurus pernikahan memang lebih banyak pada bulan-bulan itu dibanding bulan lainnya.Â
Lalu "musim kawin" bagi pemeluk Islam biasanya jatuh pada bulan Syawal. Adapun "musim kawin" untuk sebagian orang Jawa berada di bulan Sasih Besar menurut penanggalan Jawa.
Setiap orang bisa menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran bahkan sampai 10 hari 10 malam dengan mengundang penyanyi kenamaan, atau pesta sederhana dengan hanya mengundang sanak-saudara.
Tapi ada cara efektif bagaimana menyelenggarakan pesta pernikahan secara hemat tapi dapat untung berlipat dari "angpao" yang didapat.
Cara hemat ini cocok untuk pasangan pengantin dan keluarganya yang profit oriented, tebal muka, dan tidak mementingkan nilai gengsi di hadapan siapapun.
Berikut adalah tipsnya:
Tidak perlu cetak undangan.
Buat undangan dalam bentuk file gambar. Satu gambar bisa digunakan berkali-kali untuk mengundang orang melalui email, WhatsApp, Instagram, dan media sosial lainnya.Â
Kalau dirasa kurang sopan hanya mengundang lewat gambar, kita bisa menelpon orang yang akan kita undang dan memintanya datang sambil minta maaf tidak bisa mengundang secara langsung karena sedang ada wabah virus Corona.
Tidak perlu pesan souvenir.
Souvenir biasanya diberikan setelah tamu memasukan amplop ke kotak angpao atau diberikan bersamaan dengan undangan sebelum pesta diselenggarakan. Tapi kita tidak perlu memberikan souvenir jika ingin menghemat.Â
Saya tiga kali menemukan pesta resepsi yang tidak menyediakan souvenir bagi para tamunya. Dua pestanya diadakan di rumah, satu lagi di gedung.Â
Jika ada tamu bertanya, jawab saja, "Maaf, memang tidak ada souvenir." Para gadis penjaga meja tamu harus memberikan senyum termanis mereka pada tamu yang menanyakan souvenir.
Datangi langsung para tamu yang sekiranya akan memberikan angpao dalam jumlah besar. Jika perlu cetaklah undangan beberapa buah saja khusus untuk mengundang para tamu "istimewa" ini. J
ika mereka berhalangan hadir karena ada jadwal mendesak atau kuatir penyebaran Covid-19, biasanya mereka memberikan sumbangan saat itu juga untuk mengganti ketidakhadiran pada hari H.
Kita juga bisa mengundang tamu yang kita kurang akrab dengannya, tapi berpotensi besar memberi amplop tebal, dengan mendatangi langsung ke tempat mereka (misal direksi di kantor, cucu dari sepupu calon mertua kita, atau saudara dari tetangga kita).
Hindari dekorasi berlebihan. Fokuskan dekorasi hanya pada pelaminan untuk menekan biaya. Bila resepsi diadakan di rumah, tidak perlu hiasan bunga dimana-mana.
Tidak usah menyediakan seragam untuk keluarga besar.
Bila ingin terlihat serasi, minta para keluarga untuk memakai baju dengan warna yang sama.
Mudah, kan, menghemat biaya pernikahan secara ekstrem? Kalau rupiah dalam amplop yang kita dapat lebih besar dari pengeluaran, tentu kita akan untung, bukan?!
Catatan: Tips ini dibuat berdasarkan pengalaman selama terlibat langsung dan tidak langsung dalam perhelatan pernikahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI