Ormas yang menolak ini hanya sedikit saja anggotanya tapi berisiknya minta ampun sampai bikin kuping sakit. Selain berisik, ormas-ormas kecil ini jika bersatu juga akan mengipasi muslim lain, yang pengetahuan agamanya kurang, untuk menolak aturan pembatasan durasi khutbah atau kegiatan agama lainnya.
Jadi mungkin tidak akan terjadi pembatasan khutbah Jumat apalagi pembatalan salat Jumat seperti di Iran. Kasus Covid-19 di Iran saat ini mencapai 7161 orang dengan 2394 orang yang sembuh.
Semua larangan yang berlaku di Arab Saudi selama Ramadan kemungkinan juga tidak akan terjadi di Indonesia meskipun, sekali lagi, sebagian muslim Indonesia menjadikan Arab Saudi sebagai rujukan dalam beragama. Mereka tidak akan mau dilarang-larang seperti di Arab, apalagi orang Indonesia senang berkumpul dan bercengkrama.
Lalu kalau sudah tahu tidak akan terjadi pelarangan kenapa juga tulisan ini dibuat?
Tulisan ini dibuat untuk meyakinkan bahwa Covid-19 bukanlah balatentara Allah untuk menyelamatkan muslim Uighur di Tiongkok. Wong di Arab Saudi saja kegiatan ibadah untuk sementara dilarang supaya virusnya tak menyebar kemana-mana.Â
Kalau memang benar balatentara Allah, mosok di Arab yang ada Ka'bahnya, ada Masjidil Haramnya, ada Masjid Nabawinya, dan ada makam Rasulullahnya bisa kena? Wallahualam.
Mohon maaf bila ada salah kata dalam tulisan ini karena tidak bermaksud memprovokasi siapapun dan pihak manapun.