Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab Kita Ikut Terguncang dengan Kematian Ashraf Sinclair

19 Februari 2020   17:24 Diperbarui: 19 Februari 2020   17:29 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah satu hari lewat Ashraf Sinclair berpulang, tapi guncangan atas kematiannya masih terasa hingga detik ini karena media masih mengharu-biru menampilkan kenangan dan kebaikan almarhum semasa hidup. 

Kalau infotainment memang wajar menyiarkan kedukaan mendalam karena pasangan Bunga dan Ashraf berkarir di dunia hiburan, tapi kenapa siaran-siaran berita di media arus utama yang biasanya "serius dan berat" ikut pula terguncang dengan kematian Ashraf Sinclair? Karena nilai beritanya tinggi. Bahkan TVRI siaran nasional turut pula beberapa kali memberitakan meski dari frame pejabat negara yang turut berbelasungkawa. 

Tingginya nilai berita ini karena: 

  1. Almarhum adalah suami dari Bunga Citra Lestari. Media-media berita arus utama, termasuk Kompas.com dan grupnya, menyebut bahwa "Ashraf, suami BCL, Meninggal Dunia". Bunga memiliki nilai berita tinggi karena sudah terkenal sebagai penyanyi dan aktris sebelum menikah dengan Ashraf. 
  2. Almarhum orang Malaysia yang populer di negerinya sebagai presenter dan aktor. Wakil perdana menteri dan menteri komunikasi Malaysia juga sudah menyampaikan belasungkawanya. Kematian Ashraf juga sempat menjadi trending topic Twitter di Malaysia. Jadi bisa dibilang ini adalah duka yang "melibatkan" dua negara. 
  3. Almarhum meninggal mendadak tanpa riwayat sakit berat apapun. Kematian yang mendadak selalu jadi topik yang memancing orang bicara dengan bumbu, "Padahal dia masih muda, rajin olahraga, sehat banget, kenapa ya kok bisa kena serangan jantung." Para dokter spesialis jantung dan selebriti lalu diundang bicara di televisi nasional berkaitan dengan kesehatan jantung. 

Di sisi lain, media sosial juga berperan menyebarkan bagaimana pilu dan sedihnya selebritas tanah air kehilangan sahabat mereka.

Pengguna media sosial lebih banyak dari pembaca situs berita dan televisi sehingga warganet yang sedih ikut pula menularkan kesedihannya ke dunia nyata lewat percakapan antar sahabat dan kerabat, juga grup WhatsApp. 

Perpaduan informasi dari media massa dan media sosial inilah yang membuat kita turut merasakan kedukaan meskipun sebagian dari kita, boro-boro nonton sinetron dan filmnya, melihat Instagramnya pun tidak pernah, maklum tinggal di gunung, sinyal susahnya minta ampun. 

Terakhir yang tak boleh dilupakan, terguncangnya masyarakat juga karena Ashraf orang yang baik. Dia rendah hati, supel bergaul dengan berbagai kalangan, juga kerap mengunjungi panti asuhan untuk berbagi materi dan immateri. 

Semoga almarhum husnul khatimah, Aamiin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun