Beberapa hari lalu di Twitter sempat viral cerita dari Malaysia dari akun @anas_cik yang ditulis ulang oleh akun @gojek24jam kedalam Bahasa Indonesia.Â
Cerita itu mengenai keluarga dengan tiga orang anak yang makan sambil bersenda-gurau di restoran McDonald's. Di saat yang sama rupanya ada 10 orang mahasiswa yang sedang belajar. Mereka menganggap anak-anak keluarga itu terlalu berisik sehingga salah seorang dari mahasiswa itu berteriak meminta anak-anak tersebut diam. Alih-alih dapat ketenangan, mahasiswa itu malah dapat bentakan dari seorang pengunjung lain yang membela keluarga tadi. Pengunjung itu mengatakan bahwa McDonald's adalah tempat makan dan bukan tempat belajar sehingga wajar jika berisik. Para mahasiswa itu pun akhirnya pergi karena terusir dan keluarga tadi tetap makan di tempatnya.
Bukan hanya di Malaysia saja, saya pun beberapa kali menjumpai sekelompok mahasiswa yang menatap serius pada laptopnya sedang mengerjakan tugas (mungkin juga belajar) di McD dan KFC.
Bagi kami yang membawa anak-anak terus-terang canggung juga ketika makan bersisian meja dengan orang yang sedang belajar. Yang namanya anak-anak sudah pasti tidak bisa diam, sementara disebelah ada orang yang sedang tekun belajar.
Lalu apa yang jadi alasan para mahasiswa belajar dan mengerjakan tugas di restoran cepat saji?
Sebagian besar dari mereka tinggal di asrama atau tempat kost. Kost dan asrama mereka hanya untuk putra/putri yang tidak memperbolehkan lawan jenis masuk ke area kost. Sementara kelompok mereka beranggotakan laki-laki dan perempuan dan harus mengerjakan tugas bersama-sama. Tidak mungkin mengerjakan tugas kelompok di tempat kost atau asrama.
Kenapa tidak di perpustakaan saja?
Perpustakaan buka hanya sampai pukul 18.00, kata mereka, sedangkan tugas harus diserahkan kepada dosen pada keesokan paginya. Jadi harus mengerjakan di tempat yang buka 24 jam yang kalau lapar harga makanannya terjangkau. Bagaimana dengan warteg? Warteg tempatnya sempit dan tidak ada WiFi. Ya mosok di warteg sih.
Kenapa tidak mengerjakan di kampus saja?
What?! Kampus lagi, kampus lagi, bosen bingits! Lagipula lebih enak kalau belajar sambil menikmati soda dan kentang goreng dengan pemandangan keramaian lalu-lintas.
Tren mahasiswa belajar di restoran cepat saji ini mengikuti tren orang-orang yang bekerja sambil minum kopi di kafe. Kalo kafe aja bisa buat kerja, masa McD ga boleh buat belajar. Begitu mungkin awal mulanya.
Saya sering numpang kerja di kafe juga, beberapa tahun lalu. Kantor kami ada di Singapura dan setiap hari kerja lewat internet dengan jam kerja yang ditentukan kantor. Saat internet mati atau sedang bosan di rumah, kami ke kafe dan bekerja dari sana sambil makan siang.Â
Sama seperti para mahasiswa diatas, individu yang numpang bekerja dari kafe juga memanfaatkan WiFi gratis yang ada di sana. Hanya saja, mereka datang orang-perorang dan hampir tidak ada yang datang berombongan seperti yang rata-rata dilakukan mahasiswa.
Selama pihak restoran dan kafe membolehkan pengunjung bekerja dan belajar di tempat mereka, pengunjung lain yang ingin makan tidak bisa protes juga.Â
Kita juga yang harus sadar diri jangan sampai karena kita terlalu lama nongkrong di sana, pengunjung lain yang benar-benar ingin makan dan minum dengan nyaman jadi terganggu.