Jualan model dropship memang punya kelebihan karena kita tidak perlu membeli banyak barang untuk stok. Tinggal duduk manis, terima pesanan, hubungi supplier, bayar, dan pesanan akan sampai di tempat pembeli dengan nama kita sebagai penjual.
Jualan sistem dropship (pelakunya dinamakan dropshipper) memang praktis dan tidak repot, tetapi ada kelemahan besar dari sisi respon dan kecepatan pengiriman barang.
Supplier penyedia dropship kebanyakan adalah perusahaan atau UMKM yang mempekerjakan karyawan dengan jam kerja terbatas, hanya pagi sampai sore. Jika kita mendapat order diluar jam kerja karyawan penyedia dropship maka order yang kita terima tidak akan cepat direspon dan kita juga tidak bisa melayani pembeli dengan cepat.
Misal ada orang membeli barang kita lewat Tokopedia atau Shopee pada pukul 18.00, tapi pembelian itu tidak bisa kita teruskan ke supplier karena karyawan mereka sudah pulang pada pukul 17.00. Pesanan kita akan diterima besok  pukul 08.00 pagi, lalu barang dikirim sore harinya, dan resi akan diberikan besok paginya lagi.
Dengan proses itu pembeli akan lama menunggu pesanan mereka tiba di tujuan. Lebih repot lagi kalau supplier tidak menyediakan layanan GOSend dan GrabExpress sehingga hanya pembeli yang tidak buru-buru yang bisa dilayani oleh dropshipper. Padahal hampir semua pembeli online ingin dilayani dengan cepat dan barang sampai ke tempat mereka juga dengan cepat.
Inilah yang membuat dropshipper sulit bersaing dengan penjual yang punya stok barang sendiri.
Supplier juga melayani banyak pelanggan. Selain para dropshipper mereka juga melayani pembeli lain secara eceran dan grosir dari seluruh Indonesia. Tentu mereka memilih praktis dengan mengumpulkan seluruh pesanan lebih dulu lalu mengirimnya bersamaan pada sore hari. Resi yang diinput juga butuh waktu untuk diberitahukan satu-satu kepada para pembeli. Jadi kita tidak akan duluan dapat nomor resi-untuk diberitahukan kepada pembeli-hanya karena kita dropshipper dari supplier itu.
Selain itu kita tidak tahu bagaimana kualitas barang yang sebenarnya dari supplier karena kita tidak melihat barangnya langsung.
Kalau ada pertanyaan, misal, tentang berapa ukuran baju diukur dari ketiak, kita akan menghubungi supplier dulu. Tidak tahu berapa lama kita harus menunggu jawaban untuk pertanyaan simple macam itu karena tergantung cepat atau lama si supplier menjawabnya.
Hal-hal diatas membuat dropshipper kalah saing dalam hal kecepatan dengan penjual yang punya barang sendiri.
Tapi jangan patah semangat. Selalu ada pembeli yang tidak buru-buru menginginkan barang yang mereka beli cepat sampai.Â