Singkatnya dapat dikatakan bahwa tidak semua website E-commerce bisa disebut marketplace, tetapi semua marketplace sudah pasti adalah E-commerce.
Marketplace dan E-commerce sama-sama menjual barang (atau) jasa. Bedanya E-commerce disebut juga toko online dikelola sendiri oleh individu/perusahaan dan memakai domain dan hosting sendiri untuk menjual produk kepada konsumen. Misal tokokainflanel.com, batikluhur.com, atau muslimgaleri.co.id. Â
Pemilik E-commerce mengatur sendiri promosi, diskon, pemasaran, sampai aturan yang berlaku untuk konsumen. Memang lebih ribet, tapi branding dan profesionalitas lebih kuat di benak konsumen sehingga ada kepercayaan terhadap barang atau jasa yang dijual. Selain mengelola toko online sendiri, banyak dari pemilik toko online juga bergabung dengan marketplace untuk lebih memperluas pasar.
Sedangkan marketplace adalah tempat jualan online yang mempertemukan penjual dan pembeli. Marketplace dibagi menjadi tiga kategori :
B2C (business to consumer). MatahariMall, Zalora, juga Lazada adalah marketplace yang disebut b2C. Mereka menjual barang langsung kepada konsumen dari gudang penyimpanan sendiri. Â
B2B (business to business) dimana sebuah perusahaan menjual barang kepada perusahaan lain (bisa antar UMKM), seperti indotrading.com dan indonetwork.co.id.
C2C (consumer to consumer). Tokopedia, Bukalapak, dan Kaskus adalah contoh marketplace C2C karena menyediakan tempat bagi penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Untuk keamanan, marketplace C2C menyediakan rekening bersama. Pembayaran akan ditampung ke rekening bersama lalu dikirim ke rekening penjual bila barang sudah diterima pembeli.
Kata-kata marketplace dan E-commerce sering kita dengar, dan kalau kita sudah tahu bedanya, tentu jadi mengerti apa yang sedang dibicarakan jika menyangkut bisnis dalam jaringan (online).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H