Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melintas Batas Tradisi dan Teknologi: Peran Perempuan dalam Pembangunan Energi Berkelanjutan

18 Juni 2024   22:19 Diperbarui: 18 Juni 2024   22:41 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan yang bersinergi di sektor energi (Mirekel.id)

Transisi energi berkelanjutan adalah proses krusial yang harus dilakukan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim global dan memastikan masa depan yang lebih hijau dan sehat bagi generasi mendatang. Upaya ini mencakup peralihan dari penggunaan bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan, seperti energi matahari, angin, dan air. Dalam konteks lokal, transisi ini tidak hanya memerlukan perubahan teknologi, tetapi juga perlu memperhatikan aspek budaya dan sosial masyarakat setempat. Menggabungkan tradisi dengan teknologi modern menjadi kunci keberhasilan dalam transisi ini.

Penggabungan tradisi dan teknologi memiliki signifikansi yang mendalam. Tradisi sering kali mencerminkan pengetahuan lokal yang telah teruji oleh waktu dan dapat memberikan solusi yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Teknologi, di sisi lain, membawa inovasi dan efisiensi yang dapat mempercepat proses transisi energi. Oleh karena itu, sinergi antara keduanya menjadi sangat penting untuk menciptakan solusi energi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Konsep Transisi Energi Adil sangat relevan dalam konteks ini. Transisi energi yang adil menekankan pentingnya inklusivitas dan keadilan dalam setiap langkah transisi energi. Ini mencakup pemberdayaan perempuan dan kelompok rentan lainnya, memastikan akses yang setara terhadap sumber daya energi terbarukan, serta mengurangi dampak negatif perubahan iklim yang seringkali lebih dirasakan oleh mereka yang paling rentan.

Sejarah dan Budaya Energi Lokal

Di Indonesia, penggunaan energi tradisional telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat lokal selama berabad-abad. Sumber energi seperti kayu bakar, minyak tanah, dan biomassa telah lama digunakan untuk keperluan rumah tangga, terutama di pedesaan. Perempuan memegang peran penting dalam pengelolaan energi rumah tangga, mulai dari mengumpulkan bahan bakar hingga memasak dan mengatur kebutuhan energi keluarga. Pengetahuan dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi mencerminkan kearifan lokal yang kaya dan beragam.

Namun, transisi dari energi tradisional ke energi modern menghadirkan berbagai tantangan. Salah satunya adalah resistensi terhadap perubahan yang sering kali berakar pada kebiasaan dan tradisi yang sudah lama terjalin. Integrasi teknologi baru seperti panel surya atau kompor ramah lingkungan dengan praktik tradisional membutuhkan pendekatan yang sensitif terhadap budaya dan sosial. Selain itu, kendala ekonomi dan akses terhadap teknologi juga menjadi hambatan signifikan dalam proses transisi ini.

Peran Perempuan dalam Masyarakat

Di banyak komunitas di Indonesia, perempuan memainkan peran sentral dalam pengelolaan energi rumah tangga. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas pengumpulan dan penggunaan bahan bakar, tetapi juga memiliki pengetahuan mendalam tentang teknik-teknik penghematan energi dan cara memanfaatkan sumber daya yang ada dengan efisien. Peran ini memberikan perempuan pengaruh besar dalam menentukan pola konsumsi energi keluarga dan, secara lebih luas, dalam pola konsumsi energi komunitas mereka.

Selain tugas-tugas rumah tangga, perempuan di Indonesia juga berperan aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat komunitas. Di banyak desa, perempuan terlibat dalam kelompok-kelompok arisan, koperasi, dan organisasi masyarakat lainnya yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi dan pengambilan keputusan mengenai isu-isu lokal, termasuk energi. Pengaruh ini menjadikan perempuan sebagai agen perubahan potensial dalam transisi energi lokal, karena mereka dapat mendorong penerapan teknologi baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di komunitas mereka.

Tantangan yang Dihadapi

Integrasi teknologi baru dengan praktik tradisional tidak selalu berjalan mulus. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya informasi dan edukasi mengenai manfaat teknologi energi baru. Banyak komunitas yang masih kurang memahami bagaimana teknologi seperti panel surya atau kompor berbahan bakar alternatif dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, keterbatasan akses terhadap sumber daya finansial dan teknis juga menghambat adopsi teknologi baru.

Resistensi budaya juga memainkan peran penting. Kebiasaan yang sudah lama terjalin sering kali sulit diubah, terutama jika teknologi baru dianggap mengancam atau tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, pendekatan yang inklusif dan partisipatif sangat diperlukan untuk mengatasi hambatan ini, dengan melibatkan perempuan dan komunitas secara keseluruhan dalam proses transisi.

Kontribusi Perempuan dalam Transisi Energi

Perempuan di berbagai daerah di Indonesia telah menunjukkan diri sebagai pionir dalam proyek-proyek energi berkelanjutan. Salah satu contoh yang menonjol adalah proyek energi surya di desa Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Dalam proyek ini, perempuan lokal dilatih untuk memasang dan memelihara panel surya, yang tidak hanya memberikan listrik bagi rumah tangga mereka tetapi juga mendukung kegiatan ekonomi seperti menjahit dan menganyam yang membutuhkan penerangan malam hari. Pelatihan ini memungkinkan perempuan untuk memainkan peran kunci dalam penyediaan energi bersih, serta meningkatkan kemandirian ekonomi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun