Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Membeli Produk Lokal, Anda Berkontribusi Membangun Ekonomi Negeri dan Menjaga Alam Lestari

20 Desember 2023   19:21 Diperbarui: 20 Desember 2023   21:15 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UMKM, pelaku UMKM. mengenalkan produk-produk lokal (SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES) 

Dalam era globalisasi ini, arus perdagangan internasional telah membawa banyak produk dari berbagai belahan dunia ke tangan konsumen di setiap sudut planet ini. Namun, di tengah gemerlapnya produk impor yang menggiurkan, seringkali produk lokal menjadi terlupakan. Padahal produk lokal memiliki nilai lebih dari sisi keunikan dan kualitas, tetapi juga memegang peran vital dalam membentuk ekonomi suatu bangsa serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

Menurut YLKI produk lokal menghasilkan karbon dioksida jauh lebih rendah dibandingkan produk impor, Produk impor selalu melalui proses panjang, mulai dari pembuatan, pengepakan dan pengangkutan. Pengangkutan barang dengan kapal, pesawat atau truk pasti menghasilkan gas karbon dioksida akibat pembakaran.

Dalam konteks global yang terus berkembang, seringkali gemerlap produk massal dan murah mengaburkan kehadiran produk lokal yang tak kalah menariknya. Ketika kita membicarakan tentang keberlanjutan ekonomi, tidak dapat dipungkiri bahwa produk lokal memiliki potensi besar untuk membentuk fondasi yang kokoh.

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), pada tahun 2021, tercatat sebanyak 64,2 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, kontribusi UMKM di Indonesia mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada. 

Dengan mendukung produk lokal, kita tidak hanya memberikan dorongan kepada pengusaha dan industri di dalam negeri, tetapi juga produk lokal dan menjaga lingkungan lestari.

Akan tetapi dari tingginya semua potensi, konsumen dan pengusaha industri lokal sering menghadapi sejumlah permasalahan yang menjadi hambatan dalam membeli dan memasarkan produk lokal. Bagi konsumen produk lokal sering sulit dijangkau atau tidak tersedia secara luas di pasar konvensional, sehingga konsumen kesulitan menemukan atau membeli produk lokal yang diinginkan.

Selain itu, kurangnya kesadaran tentang manfaat produk lokal, seperti kualitasnya, nilai budaya, dan dampak positifnya terhadap ekonomi lokal dan lingkungan, juga menjadi masalah. Terkadang, harga produk lokal yang sedikit lebih tinggi daripada produk impor atau massal juga menjadi hambatan. 

Di sisi pengusaha industri lokal, juga menghadapi tantangan serupa. Keterbatasan sumber daya, termasuk modal finansial, teknologi, dan jaringan pemasaran yang kuat, menjadi kendala utama. Proses produksi yang terbatas dalam hal kualitas dan kuantitas juga menjadi masalah, sulit untuk memenuhi permintaan pasar besar atau menjaga standar kualitas yang konsisten. Selain itu, pemasaran dan distribusi produk lokal yang kurang efisien juga menghambat upaya mereka, terutama ketika bersaing dengan merek besar yang memiliki anggaran pemasaran besar.

Jika kita melihat penggunaan internet, Sebanyak 88,1% pengguna internet di Indonesia memakai layanan e-commerce untuk membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Persentase tersebut merupakan yang tertinggi di dunia dalam hasil survei We Are Social pada April 2021.

Melihat data diatas ini sangat menjadi potensi yang sangat besar bagi para pelaku industri produk lokal, yang tentunya juga harus didukung dengan regulasi pemerintah yang lebih mengutamakan produk lokal agar dapat bersaing di e-commerce yang memiliki potensi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun