Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tinggal di Tanah Surga, tapi Semuanya Harus Bayar

1 November 2023   15:59 Diperbarui: 1 November 2023   16:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Jeremy Mosley: (Pexels)

Pada suatu malam yang sunyi ketika pulang dari pekerjaan yang sangat melelahkan, aku tidak langsung masuk kedalam rumah, aku duduk-duduk di gardu belakang rumah dimana itu adalah kebun kecil tempat meluangkan hobi berkekbun. di bawah gemerisik daun-daun pohon yang merdu disebuah gardu aku terlelap begitu saja mungkin karena terlalu lelah bekerja ditambah lembur pula.

Di dalam alam mimpi, aku menemui diriku sendiri berjalan di ladang hijau yang luas, tempat terhampar kebun bunga dan pepohonan rindang. Namun, ketenangan itu tiba-tiba terhenti ketika sebuah cahaya terang menerangi langit malam, tiba-tiba datang membawa seorang kakek tua berbaju serba putih menyala.

Kakek itu memiliki rambut putih panjang dan mata yang tajam, namun senyum kebijaksanaannya membuatku merasa aman. Dalam sinar bulan yang lembut, dia berkata kepadaku, "Anakku, kau tinggal di tanah surga ini, tetapi ingatlah, semuanya harus dibayar."

Aku memandangnya dengan heran, bertanya-tanya apa yang dimaksud oleh kata-kata si kakek. Tanpa menunggu pertanyaanku, dia mulai bercerita tentang masa depan negeriku, menggambarkan permasalahan yang menghantui tanah ini. Wajahnya amatlh serius, dia memulai sebuah perbincangan yang akan mengubah pandanganku tentang dunia dan menjadikan mimpi ini sebagai sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Aku merasa seakan-akan dia membuka pintu ke dunia lain, sebuah dunia di mana cerita-cerita zaman dulu dan kebijaksanaan nenek moyang masih hidup. Dalam keremangan cahaya bulan, dia memandangku dengan tatapan penuh pengertian.

"Apa yang dimaksud Kakek, bahwa semuanya harus dibayar?"

"Anakku, tanah ini adalah surga yang diberikan kepada kita. Namun, kita harus menyadari bahwa keberadaan kita di sini tidak gratis. Semua yang kita nikmati, baik itu air bersih, udara segar, atau kehijauan alam ini, memiliki nilai dan konsekuensi. Kehidupan ini memberi kita begitu banyak, tetapi kita juga memiliki tanggung jawab untuk menjaganya."

Dengan kata-kata bijaknya, Si Kakek membimbingku ke perbincangan mendalam tentang perizinan penggunaan air tanah yang baru disahkan. Dia menjelaskan bahwa kebijakan ini adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam.

"Dalam kebijakan ini, setiap tetes air dihitung dan dimonitor. Orang-orang harus mendapatkan izin untuk menggunakan air, terlepas dari tujuan penggunaannya. Seiring dengan izin, ada juga kewajiban membayar sesuai dengan jumlah air yang digunakan. Ini adalah langkah penting untuk mengajarkan manusia tentang nilai sebenarnya dari air dan untuk membatasi pemborosannya."

Aku bertanya lagi "Apakah hal ini akan membuat orang lebih sadar tentang penggunaan air mereka?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun