Rusia mengajukan sejumlah syarat baru sebagai upaya untuk menghentikan perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina. Namun, harapan perdamaian tampak semakin jauh ketika Ukraina menolak syarat-syarat tersebut, dan konflik terus berlanjut, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Pada hari Sabtu yang lalu,Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Galuzin, dengan tegas mengungkapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar konflik di Ukraina dapat diselesaikan.Â
Pertama, Rusia menginginkan Kyiv untuk mengembalikan komitmennya pada status netralnya, yang berarti Ukraina harus menolak bergabung dengan NATO dan Uni Eropa. Bagi Rusia, adanya keanggotaan Ukraina dalam aliansi barat akan dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan dan kepentingan Rusia di wilayah tersebut.
Kedua, Kyiv diminta untuk mengakui perubahan realitas teritorial yang terjadi. Pernyataan ini merujuk pada empat wilayah di Ukraina, yakni Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Donetsk, di mana sebagian besar warganya memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum. Rusia berpendapat bahwa pengakuan resmi terhadap perubahan ini adalah langkah penting dalam mencapai penyelesaian damai.
Syarat ketiga yang diajukan adalah pengakuan Ukraina terhadap bahasa Rusia sebagai bahasa negara. Hal ini dianggap oleh Rusia sebagai cara untuk mempromosikan keberagaman budaya dan mengurangi ketegangan di antara masyarakat yang memiliki latar belakang etnis dan bahasa yang berbeda.
Namun, penolakan terhadap syarat-syarat ini datang dari ajudan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yakni Mikhail Podolyak. Podolyak menegaskan bahwa Ukraina tidak akan mengorbankan kedaulatannya dan hak-haknya demi memenuhi tuntutan Rusia.Â
Menurutnya, penyelesaian damai hanya akan terjadi jika angkatan bersenjata Ukraina menghentikan permusuhan, dan pengiriman senjata dari Barat dihentikan.Â
Ukraina meyakini bahwa kehadiran aliansi barat dan dukungan internasional adalah faktor penting dalam menjaga integritas wilayah mereka dan melindungi kepentingan nasional.
Saat ini, upaya untuk mencapai perdamaian antara Rusia dan Ukraina terus terkendala. Dengan penolakan Ukraina terhadap syarat-syarat baru Rusia, konflik berkecamuk di wilayah tersebut terus berlanjut, memperburuk situasi kemanusiaan dan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.Â
Masyarakat internasional masih berharap agar kedua negara dapat menemukan jalan keluar yang dapat membawa perdamaian dan stabilitas kembali ke wilayah tersebut.Â
Upaya diplomasi terus dilakukan oleh negara-negara dan lembaga internasional untuk mendorong dialog antara kedua belah pihak dan mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak terlibat. Namun, tantangan yang kompleks dan kedua negara yang memiliki perbedaan fundamental membuat perjalanan menuju perdamaian masih panjang dan rumit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H