Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengulik Safari Politik di Bulan Ramadan: Tren dan Kontroversi

15 April 2023   15:00 Diperbarui: 15 April 2023   14:57 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Freepik

Di sebuah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Muslim, Bulan Ramadan selalu menjadi momen yang sangat dihormati dan dinantikan. Selama bulan suci ini, umat Muslim di negara tersebut menjalani ibadah puasa dengan khidmat dan menjaga suasana suci Ramadan dengan penuh keberkahan. Namun, di tengah ketenangan itu, terdapat fenomena yang semakin mencuri perhatian: safari politik yang semakin ramai terjadi.

Safari politik, istilah yang mengacu pada aktivitas politik yang dilakukan oleh para politisi atau kandidat selama Bulan Ramadan, menjadi tren yang kontroversial di banyak negara Muslim. Bendera-bendera partai politik berkibar, kampanye politik semakin marak, dan politisi berlomba-lomba memanfaatkan momen Ramadan untuk menggaet dukungan politik. Namun, di balik tren dan kontroversi ini, terdapat berbagai aspek yang perlu diungkap dan dipahami dengan baik.

Peningkatan aktivitas politik selama Bulan Ramadan

Di negara tersebut, Bulan Ramadan selalu menjadi momen yang sangat dihormati dan diikuti oleh mayoritas penduduk yang beragama Muslim. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas politik selama Bulan Ramadan mengalami peningkatan yang signifikan. Para politisi dan kandidat mulai memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kampanye politik mereka.

Pada setiap sore hari, jalanan di daerah tersebut menjadi saksi dari kampanye politik yang semakin ramai. Kendaraan politik berlapis bendera partai berjajar di jalan-jalan utama, disertai dengan orasi politik yang menggema dari pengeras suara. Bahkan, beberapa politisi menghadirkan artis atau selebriti untuk menarik perhatian pemilih muda dan meningkatkan popularitas mereka.

Selain itu, para politisi juga menghadiri acara-acara keagamaan di masjid-masjid setempat selama Bulan Ramadan. Mereka menyampaikan pidato politik di depan jamaah yang hadir, menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pesan politik mereka. Aktivitas politik semakin terlihat dengan adanya serangkaian pertemuan politik, debat, dan diskusi di berbagai tempat selama Bulan Ramadan.

Pola kampanye politik selama Bulan Ramadan

Pola kampanye politik juga mengalami perubahan selama Bulan Ramadan di negara tersebut. Kampanye politik yang biasanya dilakukan sepanjang tahun, seperti rapat umum, penggalangan dana, dan pemasangan spanduk, ditingkatkan selama Bulan Ramadan. Para politisi sering kali memanfaatkan acara buka puasa bersama atau sahur bersama untuk bertemu dengan pemilih potensial dan menyampaikan pesan politik mereka.

Selain itu, ada juga tren kampanye politik yang lebih berorientasi pada pemberian bantuan kepada masyarakat. Para politisi sering kali mendistribusikan bingkisan Ramadan, paket sembako, atau membantu dalam acara pengajian atau acara amal. Tujuan dari kampanye politik semacam ini adalah untuk memperoleh dukungan dan simpati dari masyarakat, terutama pada saat-saat yang dianggap suci dan penuh keberkahan seperti Bulan Ramadan.

Penggunaan media sosial dan propaganda politik saat Ramadan

Selain kampanye langsung di lapangan, penggunaan media sosial juga menjadi tren dalam safari politik selama Bulan Ramadan di negara tersebut. Para politisi aktif memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube untuk mempromosikan diri mereka dan menyampaikan pesan politik kepada pemilih potensial.

Mereka menggunakan konten politik seperti video, gambar, dan tulisan untuk mempengaruhi opini publik. Kampanye politik online juga sering kali dilakukan dengan mengedepankan narasi keagamaan dan moralitas, seperti menggambarkan diri mereka sebagai pemimpin yang taat beragama atau mengklaim bahwa partai politik mereka adalah pilihan yang paling Islami.

Namun, di balik tren ini, ada juga penggunaan propaganda politik yang intensif selama Bulan Ramadan di negara tersebut. Para politisi dan partai politik sering kali menggunakan metode kampanye yang mengandalkan pesan berbasis agama, seperti memanipulasi ayat-ayat suci atau mengeksploitasi isu-isu keagamaan untuk mempengaruhi pemilih potensial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun