Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Turis Asing Nakal di Destinasi Wisata, Perlukah Ada Sanksi?

17 Maret 2023   18:03 Diperbarui: 17 Maret 2023   21:07 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ditlantas Polda Bali lakukan tilang manual pada WNA yang melanggar peraturan lalu lintas (DOK. POLDA BALI)

Bali, sebuah pulau yang dikenal sebagai destinasi wisata terpopuler di Indonesia. Setiap tahunnya, ribuan wisatawan dari berbagai negara datang untuk menikmati keindahan alam, budaya, dan keunikan pulau ini. Namun, di balik keindahan tersebut, ternyata ada masalah yang semakin meresahkan masyarakat Bali. Ya, turis asing nakal yang berulah di tengah-tengah masyarakat Bali.

Sudah bukan rahasia lagi jika sejumlah turis asing kerap membuat masalah selama berada di Bali. Mulai dari perilaku yang tidak sopan, merusak lingkungan, hingga melakukan tindakan kriminal. Hal ini tentu sangat merugikan bagi masyarakat Bali dan destinasi wisata di sana. Terlebih lagi, masalah ini semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Bali.

Tentu saja, masalah ini harus segera diatasi. Pemerintah dan masyarakat Bali harus bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat agar tidak merugikan pihak mana pun. Namun, pertanyaannya adalah, apakah sanksi diperlukan untuk turis asing nakal yang berulah di destinasi wisata? 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai sanksi yang harus diberikan kepada turis asing nakal, mari kita ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan turis nakal. 

Turis nakal adalah sebutan untuk wisatawan yang tidak menghormati budaya dan norma lokal, serta melakukan tindakan yang merugikan masyarakat dan lingkungan di destinasi wisata.

Di Bali, beberapa contoh tindakan turis nakal yang sering terjadi antara lain adalah melakukan tindakan vandalisme di tempat wisata, membuang sampah sembarangan, melakukan tindakan kriminal seperti pencurian, dan melakukan aksi kekerasan seperti perkelahian. 

Selain itu, ada pula turis nakal yang tidak menghormati adat dan budaya setempat, seperti tidak mengenakan pakaian sopan saat berkunjung ke pura, memotret atau selfie di area yang dianggap sakral, serta melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat sekitar.

Beberapa contoh tindakan turis nakal lainnya yang sedang ramai di bahas adalah mengganggu ketertiban lalu lintas dengan berkendara secara ugal-ugalan atau melanggar aturan, bahkan hingga menyetir dalam keadaan mabuk. 

Selain itu, ada pula turis nakal yang justru bekerja dan mengambil alih lapak usaha masyarakat setempat, tanpa izin dan merugikan mereka yang sah memiliki lapak tersebut. Tindakan seperti ini tentu sangat tidak etis dan dapat merugikan masyarakat setempat yang menggantungkan hidup dari usaha mereka.

Semua tindakan yang dilakukan oleh turis nakal ini harus segera diatasi. Penting untuk memastikan bahwa destinasi wisata tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para wisatawan, serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungan setempat. Salah satu cara untuk menangani masalah ini adalah dengan memberikan sanksi tegas kepada turis nakal yang melakukan tindakan yang merugikan masyarakat dan lingkungan di destinasi wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun