Hagiografi adalah biografi seorang santo atau pemimpin gereja, serta, sebagai perluasan, biografi yang menyanjung dan diidealkan dari seorang pengkhotbah, pendeta, pendiri, orang suci, biarawan, biarawati atau ikon dalam salah satu agama di dunia. Hagiografi Kristen awal mungkin terdiri dari biografi atau vita, deskripsi perbuatan atau mukjizat orang suci (dari bahasa Latin vita, kehidupan, yang memulai judul sebagian besar biografi abad pertengahan), kisah kemartiran orang suci (disebut passio), atau kombinasi dari semuanya
Hagiografi Islam
Hagiografi dalam Islam dimulai dalam bahasa Arab dengan penulisan biografi tentang Nabi Muhammad pada abad ke-8 M, sebuah tradisi yang dikenal sebagai sira. Sejak sekitar abad ke-10 M, sebuah genre yang secara umum dikenal sebagai manaqib juga muncul, yang terdiri dari biografi para imam (madhhib) yang mendirikan berbagai mazhab pemikiran Islam (madhhab) tentang syariat, dan para wali Sufi. Seiring berjalannya waktu, hagiografi tentang para Sufi dan mukjizat mereka menjadi dominan dalam genre manaqib.
Dipengaruhi oleh penelitian Islam awal tentang hadis dan informasi biografi lainnya tentang Nabi, para sarjana Persia mulai menulis hagiografi Persia, lagi-lagi terutama tentang para wali Sufi, pada abad ke-11 M.
Islamisasi wilayah Turki menyebabkan perkembangan biografi wali Turki, dimulai pada abad ke-13 M dan semakin berkembang sekitar abad ke-16. Produksi tetap dinamis dan mengikuti perkembangan ilmiah dalam penulisan biografi sejarah hingga tahun 1925, ketika Mustafa Kemal Ataturk (w. 1938) melarang persaudaraan sufi. Ketika Turki melonggarkan pembatasan hukum terhadap praktik Islam pada tahun 1950-an dan 1980-an, para sufi kembali menerbitkan hagiografi, sebuah tren yang berlanjut di abad ke-21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H