"What we plant in the soil of contemplation, we shall reap in the harvest of action." (Meister Eckhart's Sermons)
Dunia ini penuh dengan manipulasi. Dalam tiap sisi kehidupan kita penuh dengan godaan agar kita bisa diperalat. Sekuat-kuatnya manusia, saya kira manusia bisa dipengaruhi untuk menjadi alat untuk tujuan tertentu.Â
Di tengah segala godaan ini, kita tetap bisa memilih untuk menjadi alat apa atau siapa.
Dalam iman Kristiani, kita percaya bahwa kita bisa menjadi Alat Cinta Ilahi. Kita bisa menyerahkan diri kita untuk menjadi alatnya Tuhan. Kita bisa menjadi orang yang hidupnya dikendalikan Tuhan.Â
Dibanding kita menjadi alat yang dimanipulasi segala keinginan dunia yang penuh kepalsuan, kita bisa menjadi alat Tuhan menyebarkan cinta-Nya pada dunia.
Apa artinya sekarang menjadi alat Cinta Ilahi? Pertarungan terbesar untuk mengubah kita menjadi alat untuk kepentingan tertentu terjadi di dalam pikiran kita. Di sinilah pentingnya kontemplasi.Â
Menjadi alat Cinta Ilahi untuk konteks sekarang adalah menyerahkan pikiran kita kepada Tuhan. Mengisi pikiran kita dengan pikiran-pikiran yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dengan kontemplasi akan Cinta Ilahi, kita bisa mengarahkan tindakan hidup kita sebagai alat untuk menyebarkan Cinta Ilahi di manapun kita berada. Untuk itu, kita bisa memulai hidup doa yang rutin.Â
Praktek berdoa meminta pertolongan Tuhan agar kita bisa menjadi alatNya. Itu cara paling muda kontemplasi. Sebutkan juga ucapan sederhana yang kita ulang tiap hari. Satu contoh, "Tuhan Yesus, jadikan aku alat CintaMu."
Sebagaimana kebiasaan yang lain, hidup kontemplasi pun perlu dilatih. Jika kita ingin pikiran kita diisi oleh Cinta Tuhan Yesus Kristus, mintalah kepadaNya. Niscaya Ia akan mengabulkan permintaan kita. Selamat berziarah.