Pada hari Jumat Agung, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di pusat kota, di mana saya dan anak saya yang berusia tiga tahun turut serta dalam sebuah perayaan yang menyatukan berbagai denominasi Kristen dalam semangat gerakan ekumenis.Â
Acara ini dimulai dengan sebuah perarakan hening di belakang salib, simbol penderitaan dan pengorbanan Yesus Kristus, menuju Dortmund square. Kami berkumpul bersama umat Kristen dari berbagai gereja di pusat kota, sebuah manifestasi fisik dari apa yang disebut gerakan ekumenis.
Gerakan ekumenis adalah upaya untuk mencari kesatuan di antara berbagai denominasi Kristen, mengakui bahwa meskipun ada perbedaan doktrin dan praktik, kita semua berbagi iman yang sama dalam Yesus Kristus. Ini bertujuan untuk mengatasi perpecahan yang telah lama ada dan bekerja bersama untuk menyaksikan iman Kristen kepada dunia.
Pada pukul 12.15 siang, kami berhenti untuk bernyanyi bersama band Salvation Army, sebuah momen penuh emosi yang menunjukkan solidaritas dan kesaksian kepada kota.Â
Dalam kehadiran Lord Mayor, kami berbagi bacaan dan cerita di alun-alun publik, sebuah tindakan berani yang menunjukkan kekuatan dan kebersamaan iman kami di muka umum. Acara ini tidak hanya menjadi sebuah kesaksian, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting kepada anak saya, seperti pentingnya persatuan, cinta, dan pengorbanan.
Setelahnya, kami bergerak ke St John's church untuk berbagi kebersamaan lebih lanjut dengan sajian minuman dan makanan ringan. Ini bukan hanya tentang spiritualitas; ini adalah tentang komunitas, membangun jembatan antara berbagai gereja yang diwakili di acara tersebut, termasuk Leeds Minster, Leeds Cathedral, Leeds Sanctuary, Holy Trinity Boar Lane, The Salvation Army, dan St George's Leeds.
Keterlibatan dalam acara ini, terutama dengan anak saya yang masih muda, merupakan pengalaman yang sangat berharga. Ini memberi kesempatan untuk mendidik tentang pentingnya kerendahan hati, pengorbanan, dan kekuatan komunitas.Â
Lebih dari itu, ini adalah kesempatan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, sebuah pengingat bahwa meskipun kita mungkin berbeda dalam praktik dan pandangan, di hati kita, kita semua bersatu dalam iman dan cinta kasih. Acara seperti ini menggarisbawahi pentingnya gerakan ekumenis, bukan hanya sebagai konsep teologis, tetapi sebagai tindakan nyata yang membawa dampak positif bagi komunitas dan individu yang terlibat.