Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Minimalis Digital: Pribadi Ideal di Era Serba Media Sosial?

8 Februari 2024   23:10 Diperbarui: 8 Februari 2024   23:16 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital saat ini, kita hidup dalam kenyataan yang terus-menerus terhubung, di mana teknologi digital seperti smartphone, media sosial, dan aplikasi berbagai jenis telah merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. 

Ketergantungan yang semakin meningkat pada perangkat digital tidak hanya telah mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga bagaimana kita bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan dunia di sekeliling kita. 

Meskipun manfaat teknologi tidak dapat dipungkiri, dari aksesibilitas informasi yang luas hingga kemudahan komunikasi lintas benua, efek sampingnya pun mulai terasa berat. Kecanduan layar, gangguan perhatian, dan penurunan interaksi sosial tatap muka hanyalah beberapa dari banyak konsekuensi negatif yang muncul bersamaan dengan kemajuan teknologi.

Dalam konteks inilah konsep "Digital Minimalism" yang diusulkan oleh Cal Newport menjadi sangat relevan. Ini merupakan respons terhadap kelelahan teknologi yang dirasakan banyak orang, mencari solusi untuk kembali ke penggunaan teknologi yang lebih sadar dan terfokus. 

Digital minimalism tidak hanya menantang kita untuk mengevaluasi kembali hubungan kita dengan teknologi, tetapi juga untuk mempertimbangkan kembali nilai dan prioritas dalam kehidupan kita. Dengan mengadopsi pendekatan minimalis, individu diundang untuk memilih secara selektif teknologi yang benar-benar menambah nilai pada kehidupan mereka, sambil mengesampingkan yang tidak.

Dalam masyarakat yang terus mendorong lebih banyak konsumsi digital dan di mana "lebih banyak selalu dianggap lebih baik," digital minimalism menawarkan jalan alternatif. 

Ini bukan tentang menolak teknologi sepenuhnya, melainkan tentang menggunakan teknologi dengan cara yang lebih bermakna, yang benar-benar mendukung tujuan dan nilai pribadi kita, bukan sekedar menambah kebisingan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu solusi yang diajukan adalah konsep "Digital Minimalism," yang menawarkan pendekatan filosofis terhadap penggunaan teknologi yang lebih sadar dan selektif. Dalam dunia yang terus menerus dibombardir dengan notifikasi dan gangguan digital, mendesak untuk kembali ke dasar dan mempertanyakan hubungan kita dengan alat digital.

Digital Minimalism, seperti yang dijelaskan oleh Cal Newport, adalah filosofi penggunaan teknologi di mana individu fokus pada sejumlah kecil aktivitas online yang dipilih dengan cermat dan dioptimalkan, yang sangat mendukung nilai-nilai yang mereka anggap penting, sambil dengan senang hati mengabaikan sisanya. 

Ini menantang pandangan konvensional yang menganggap setiap potensi manfaat sebagai alasan yang cukup untuk mengadopsi teknologi baru, mendorong kita untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima teknologi ke dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun