Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cara Merangkul Ketidakpastian dalam Hidup

2 Februari 2024   08:12 Diperbarui: 2 Februari 2024   08:36 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks kekinian, dunia kita dihadapkan pada ketidakpastian yang semakin meningkat---dari pandemi global, perubahan iklim, hingga ketegangan geopolitik dan revolusi teknologi. Ketidakpastian ini menimbulkan tantangan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Masyarakat, bisnis, dan individu dituntut untuk beradaptasi dengan kecepatan dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadikan konsep antifragilitas sangat relevan. Diskusi tentang bagaimana kita dapat mengubah ketidakpastian dan volatilitas menjadi kekuatan, bukan hanya sekedar bertahan tapi berkembang, menjadi penting. 

Dalam esai ini, kita akan menjelajahi bagaimana prinsip-prinsip dalam "Antifragile: Things That Gain from Disorder" oleh Nassim Nicholas Taleb dapat diterapkan dalam menghadapi ketidakpastian global saat ini, untuk tidak hanya mengantisipasi masa depan yang tidak pasti tapi juga untuk membentuknya.

Dalam karya penting Nassim Nicholas Taleb, "Antifragile: Things That Gain from Disorder," konsep menerima ketidakpastian muncul sebagai batu penjuru untuk pertumbuhan dan peningkatan. 

Taleb memperkenalkan perspektif yang mengubah paradigma tentang bagaimana kita dapat menavigasi ketidakpastian bawaan dunia kita---bukan hanya dengan bertahan atau menentang volatilitas, tetapi dengan berkembang karena itu. Esai ini mengeksplorasi inti dari argumen Taleb, membedah gagasan bahwa ketidakpastian, bukan sebagai kekuatan yang harus ditakuti dan diminimalkan, adalah mesin yang kuat untuk pengembangan, inovasi, dan ketahanan.

Di jantung tesis Taleb adalah perbedaan antara tiga jenis respons terhadap ketidakaturan: yang rapuh, yang menderita; yang kuat, yang menentang; dan yang antifragil, yang mendapat manfaat. Pendekatan tradisional di banyak bidang---baik itu ekonomi, kesehatan, atau pengembangan pribadi---telah membangun ketangguhan, untuk menciptakan sistem dan strategi yang dapat menahan guncangan. 

Namun, Taleb menantang gagasan ini dengan menganjurkan antifragilitas, sifat sistem yang membaik dengan adanya stresor. Ketidakpastian, dalam kerangka ini, bukanlah bahaya tetapi prasyarat untuk antifragilitas.

Taleb berpendapat bahwa upaya untuk memprediksi dan mengendalikan setiap hasil tidak hanya sia-sia tetapi kontraproduktif. Dunia terlalu kompleks dan saling terhubung sehingga prediksi dapat mempertahankan akurasi yang substansial dalam jangka panjang. 

Sebaliknya, menerima ketidakpastian melibatkan pengakuan terhadap keterbatasan kita dalam meramalkan masa depan dan bersiap untuk beradaptasi dan tumbuh dari hasil apa pun yang muncul. Pola pikir ini mengalihkan fokus dari prediksi ke adaptabilitas, dari upaya mengendalikan lingkungan ke peningkatan kapasitas kita untuk merespons perubahannya.

Salah satu strategi kunci untuk memanfaatkan ketidakpastian untuk pertumbuhan adalah melalui opsi. Opsi mengacu pada memiliki rentang pilihan yang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan peristiwa positif yang tidak terduga sambil meminimalkan paparan terhadap hal negatif. Dalam praktik, ini berarti terlibat dalam usaha di mana potensi keuntungan secara signifikan lebih besar daripada kerugian. Asimetri semacam ini memastikan bahwa manfaat dari guncangan positif jauh melebihi kerugian dari yang negatif, dengan demikian memanfaatkan ketidakpastian sebagai jalur untuk mendapatkan keuntungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun