Artikel "From academic writing to academics writing: Transitioning towards literacies for research productivity" karya Ibrar Bhatt dan Udi Samanhudi menyoroti perubahan dalam praktik penulisan akademik di Indonesia, terutama bagi akademisi di awal karier. Penelitian ini berfokus pada bagaimana akademisi Indonesia beradaptasi dengan standar global penelitian dan publikasi dalam konteks kebijakan pendidikan tinggi dan penelitian yang berubah.
#Penjelasan Isi
Dengan pergeseran kebijakan dan tuntutan global, akademisi Indonesia menghadapi tekanan untuk meningkatkan produktivitas riset dan publikasi, terutama dalam bahasa Inggris. Hal ini menghasilkan tantangan signifikan bagi mereka, termasuk mengatasi hambatan bahasa, meningkatkan kemampuan penulisan akademik, dan mengembangkan jaringan internasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis wawancara dengan dua puluh dua akademisi dari berbagai universitas di Indonesia untuk memahami pengalaman dan strategi adaptasi mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akademisi Indonesia merasakan perbedaan signifikan antara penulisan akademik yang mereka pelajari selama studi doktoral dan praktik penulisan yang diperlukan untuk produktivitas riset yang efektif. Mereka mengidentifikasi kebutuhan untuk mengembangkan literasi riset yang lebih luas, termasuk kemampuan untuk menavigasi kompleksitas penerbitan internasional dan meningkatkan visibilitas riset mereka di kancah global.
Selain itu, penelitian menemukan adanya perbedaan pengalaman antara akademisi di universitas negeri dan swasta, serta antara mereka yang berada di Jawa dan di luar Jawa. Akademisi di universitas negeri dan di Jawa cenderung memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan dukungan institusional untuk penelitian dan publikasi. Sebaliknya, akademisi di universitas swasta dan di luar Jawa sering kali menghadapi lebih banyak hambatan, termasuk sumber daya terbatas dan dukungan institusional yang kurang.
Artikel ini juga membahas bagaimana akademisi Indonesia menggunakan strategi untuk mengatasi tantangan ini, seperti berkolaborasi dengan kolega internasional, mencari pelatihan tambahan dalam penulisan akademik, dan memanfaatkan platform digital untuk memperluas jaringan profesional mereka. Terdapat juga upaya untuk menciptakan komunitas penelitian lokal yang lebih kuat, yang dapat mendukung pengembangan kapasitas riset dan penulisan.
Dalam konteks lebih luas, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana perubahan dalam kebijakan dan praktik pendidikan tinggi global mempengaruhi akademisi di negara berkembang. Artikel ini menekankan pentingnya mengembangkan kebijakan pendidikan dan dukungan yang lebih inklusif dan beragam, yang mempertimbangkan kebutuhan khusus akademisi di berbagai konteks dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara efektif dalam komunitas akademik global.
Kesimpulan utama artikel adalah bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengakui dan mengatasi tantangan yang dihadapi akademisi di negara-negara berkembang, terutama dalam hal peningkatan literasi riset dan penulisan akademik. Ini penting untuk memastikan bahwa penelitian dari negara-negara ini mendapatkan pengakuan dan visibilitas yang pantas di panggung internasional.
#Analisis Artikel
Dengan menggunakan revisi Taksonomi Bloom, saya akan menganalisis artikel ini melalui enam dimensi kognitif: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.