Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melampaui Kepahitan Hidup, Belajar dari Helen Keller

28 Agustus 2020   22:42 Diperbarui: 28 Agustus 2020   22:38 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bahagia sepanjang hari

karena pendidikan telah menghadirkan

cahaya dan musik dalam jiwaku.

(Helen Keller)

Sungguh seram membayangkan seseorang yang tak bisa melihat (tunanetra), tak bisa bicara (tunawicara), tak bisa mendengar (tunarungu). Tiap yang masih memiliki kemampuan inderawi itu, pasti akan sangat sulit membayangkan bagaimana menjalani waktu demi waktu.

Dunia begitu gelap sekaligus hening. Orang lain tak bisa memahami apa yang disampaikan. Kalau mungkin semenjak lahir sudah begitu, maka akan lain ceritanya.

Namun ini yang terjadi pada diri Helen Keller adalah dia diserang penyakit penyempitan otak akut pada usia yang masih sangat muda.

Helen Keller adalah penulis terkenal dari Amerika Serikat. Kedua belas buku yang ditulisnya itu sangat populer bahkan beberapa di antaranya menjadi literatur penting di Amerika Serikat. 

Walaupun sejak umur 18 bulan ia mengalami kondisi disabilitas yang bertubi-tubi itu, dalam waktu beranjak dewasa Helen bisa menguasai Bahasa Perancis, Jerman, Yunani dan Latin.

Dia menjadi tuna rungu dan tuna netra pertama yang lulus Universitas Harvard. Sepanjang hidupnya, Helen banyak bekerja untuk  kemanusiaan dan bersuara untuk kepentingan banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun