Dampak Es Teh Manis Bagi Kesehatan
Berbicara es teh manis, semua orang pasti langsung membayangkan kesegarannya. Apalagi kalau siang hari, ditengah suasana teriknya mentari. Bisa kebayang bukan? Dan itulah kesukaanku sedari dulu, selalu minum es teh manis, entah sehabis makan maupun usai beraktifitas.
Siang hari kalau tak minum es teh manis, hidup serasa ada yang kurang. Hambar tak karuan. Badan dan tenggorokan rasanya kurang segar, kurang fress. Tapi itu dulu, kala aku belum membaca bahayanya es teh manis bagi kesehatan tubuhku.
Minum es teh manis secara rutin, ternyata lebih berbahaya daripada merokok. Meski masih memerlukan riset yan mendalam. Namun, badanku sendiri sudah merasakan dampak, dari kesukaanku minum es teh manis. Ambil contoh terkecil saja, perutku kini membuncit. Alias gembrot, membikin aku jadi susah bergerak.
Hal itu disebabkan, diperut kita terdapat bantalan lemak. Dimana fungsinya untuk menghangat kan, termasuk menghangat kan air es yang kita minum. Sehingga kala kita semakin banyak mengonsumsi air es. Bantalan lemak nya juga akan bertambah, dari sini lah sumber perut buncit. Nah!!! Pantesan saja perutku buncit, mirip orang hamil 7 bulan. Terlebih lagi, aku sendiri tak suka berolahraga. Lengkap sudah kebuncitan perutku.Â
Kemudian, air es dan es teh manis dapat membekukan makanan. Dan bekunya makanan, terutama yang berminyak. Bisa membuat proses pencernaan makanan di dalam tubuh kita menjadi lambat. Karena dinding usus menyempit, mengakibat kan tidak bisa menyerap makanan dengan baik dan akhirnya terjadilah gangguan proses pencernaan.Â
Yang lebih ngeri lagi, dapat memicu batu ginjal.Yang disebabkan adanya kandungan zat oxalate dalam es teh manis. Perlu kita ketahui,Zat oxalate adalah biang utama pemicu terbentuk nya batu ginjal. Selain itu. Sering meminum es teh manis, dapat menyebabkan kepala sering pusing.Â
Kenapa begitu? Ya, saat metabolisme tubuh terganggu, tubuh kita tidak bisa langsung beradaptasi, ketika terjadi perubahan suhu yang mendadak. Dalam artian tatkala kita minum es. Akibatnya suplai oksigen ke organ-organ tubuh berkurang, termasuk ke otak, dampak nya, kita akan merasa pusing. Pantesan saja aku kerap pusing kepala.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H